Istri Yang Bijak Tapi Suaminya Bebal

 



Selasa, 26 Maret 2024


Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 25-27


1 Samuel 25:23-24 (TB)  Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah.

Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.


Ada kisah di Alkitab, seorang istri yang bijaksana tetapi suaminya bebal.


1 Samuel 25:3 (TB)  Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.


1. Nabal yang bebal


Nabal adalah seorang suami yang kasar dan jahat kelakuannya. Setiap hari pekerjaannya mabuk dan melakukan kejahatan. Suatu hari utusan Daud datang kepadanya, tetapi Nabal bersikap tidak ramah (kasar).


1 Samuel 25:10-11 (TB)  Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya: "Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? Pada waktu sekarang ini ada banyak hamba-hamba yang lari dari tuannya.

Masakan aku mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai bagi orang-orang pengguntingku untuk memberikannya kepada orang-orang yang aku tidak tahu dari mana mereka datang?"


Karena sikap Nabal tersebut maka Daud bertekad akan menghabisi Nabal bersama semua laki-laki yang mengikutinya. 


1 Samuel 25:22 (TB)  Beginilah kiranya Allah menghukum Daud, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika kutinggalkan hidup sampai pagi seorang laki-laki saja pun dari semua yang ada padanya."


2. Abigail yang bijaksana


Sekalipun mempunyai suami yang bebal, Abigail tetap bersikap dengan bijaksana. Ketika diberitahukan bahwa Daud akan menghabisi Nabal dan orang-orangnya, Abigail berusaha mendamaikan. Abigail mencegah terjadinya penumpahan darah dengan cara menanggung kesalahan yang dilakukan oleh Nabal.


1 Samuel 25:24-26 (TB)  Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.

Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh. 

Oleh sebab itu, tuanku, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah TUHAN dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan, biarlah menjadi sama seperti Nabal musuhmu dan orang yang bermaksud jahat terhadap tuanku!


Selain itu, Abigail juga memberikan persembahan untuk Daud dan orang-orangnya sebagai tebusan dan tanda perdamaian. Sangat terlihat bahwa sikap Abigail sangat elegan, cantik luar dan dalam hatinya.


3. Akhir dari kisah Nabal dan Abigail


Ketika Abigail memberitahukan perbuatan baiknya kepada Daud dan orang-orangnya, maka detak jantung Nabal berhenti. Sepuluh hari sesudahnya Nabal mati.


1 Samuel 25:37-38 (TB)  Tetapi pada waktu pagi, ketika sudah hilang mabuk Nabal itu, diceriterakanlah kepadanya oleh isterinya segala perkara itu. Lalu terhentilah jantungnya dalam dada dan ia membatu.

Dan kira-kira sepuluh hari sesudah itu TUHAN memukul Nabal, sehingga ia mati. 


Setelah kematian Nabal, maka Daud mengambil Abigail menjadi istrinya. Daud terkesan dan respek kepada sikap Abigail yang bijaksana, tunduk pada suami, penuh kasih dan mencegah terjadi penumpahan darah. Sikap yang demikian merupakan perwujudan karakter isteri yang bijaksana.


1 Samuel 25:39 (TB)  Ketika didengar Daud, bahwa Nabal telah mati, berkatalah ia: "Terpujilah TUHAN, yang membela aku dalam perkara penghinaan Nabal terhadap aku dan yang mencegah hamba-Nya dari pada berbuat jahat. TUHAN telah membalikkan kejahatan Nabal ke atas kepalanya sendiri." Kemudian Daud menyuruh orang untuk berbicara dengan Abigail tentang mengambil dia menjadi isterinya.


Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah Nabal dan Abigail?


Dalam kehidupan sehari-hari, bisa terjadi ada istri yang bijak tetapi suaminya bebal. Sebagai istri teladanilah sikap Abigail, ia tetap hormat kepada suami dan menjadi imam bagi keluarganya. Istri yang bijak tidak membalas kejahatan suaminya dengan kejahatan, tetapi tetap menabur kasih dan perdamaian. Keputusan dan keadilan Tuhan-lah yang akan menyelamatkan dan memuliakan kehidupannya. Kiranya renungan ini menjadi berkat. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. (PBW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages