Rabu, 28 Juni 2017
Mazmur 100:2 (TB) Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
Sesungguhnya budaya memuji Tuhan tidaklah diatur melalui tata cara ibadah gerejawi. Semua sudah tertulis dalam firman Tuhan. Ketika tata cara ibadah menjadi aturan dalam gereja seringkali justru menempatkan tata cara ibadah itu di atas firman Tuhan. Ketika ada jemaat yang dengan sukacita dan sorak-sorai memuji Tuhan, justru pemimpin gereja mengatakan ia sesat. Tahun 1970-an ada gereja yang mengatakan bahwa drum adalah alat musik dari setan. Sungguh sebuah pemahaman yang menyesatkan.
Apa yang Alkitab katakan tentang sikap memuji Tuhan?
1. Datang dengan sukacita
Sukacita meluap dari hati. Sukacita karena kebaikan Tuhan. Sukacita karena kita diijinkan datang kepada Tuhan. Sukacita yang tulus dan tidak dibuat-buat.
2. Dengan sorak-sorai
Sorak-sorai menggambarkan ekspresi kemenangan. Sorak-sorai mengelu-elukan pahlawan yang memberi kemenangan. Kita bersorak-sorai karena Tuhan adalah pahlawan yang telah memberi kita kemenangan.
3. Dengan nyanyian syukur (Maz 100:4)
Ucapan syukur yang dinyanyikan melalui lagu. Itulah yang dipersembahkan kepada Tuhan. Nyanyian merupakan ekspresi dari tubuh, jiwa dan roh kita. Ketika datang kepada Tuhan hal pertama yang kita lakukan bukanlah meminta permohonan melainkan bersyukur melalui nyanyian.
4. Dengan puji-pujian (Maz 100:4)
Kita memuji Tuhan sebab karena segala kebaikan-Nya. Ada banyak alasan tentang kebaikan Tuhan misalnya sudah menyelamatkan, menyembuhkan, menyertai, memberkati, memberi sukacita, melindungi kita dan sebagainya.
Jadi puji-pujian merupakan ekspresi kekaguman kita kepada Tuhan.
Empat hal tersebut adalah sikap kita ketika datang kepada Tuhan. Bukan dengan keluh kesah atau kesedihan, melainkan ubah sikap kita dengan positif yaitu sukacita, sorak-sorai, nyanyian syukur dan puji-pujian. Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar