Nasehat Untuk Pemalas




Jumat, 5 Juli 2019

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 4-6

Amsal 6:6 (TB)  Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:

Kitab Amsal ditulis oleh raja Salomo, seorang yang dikaruniai hikmat yang luar biasa oleh Tuhan. Adalah bijaksana jika kita belajar dan mentaati nasehat-nasehat dalam Kitab Amsal. Salah satu nasehat yang diberikan adalah untuk para pemalas. Arti pemalas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Jadi ada lingkup yaitu pekerjaan maupun sesuatu yang dipercayakan kepadanya.

Nasehat apa saja untuk para pemalas?

1. Belajar kepada semut.
Amsal 6:6-8 (TB)  Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:
biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya,
ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.

Sesungguhnya hal tersebut merupakan sindiran yang sangat tajam. Masakan manusia yang diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, memiliki hikmat dan kepandaian serta kemampuan disuruh belajar kepada semut, hewan yang kecil dan lemah? Tapi nasehat itulah untuk para pemalas.
Mengapa harus belajar kepada semut?
- Memiliki motivasi pribadi tanpa disuruh-suruh pemimpinnya, selalu bekerja mengumpulkan makanannya.
- Memiliki kerja sama dan kesatuan yang luar biasa, tidak ada semut yang bertengkar karena rebutan makanan. Sebaliknya mereka akan bekerja sama mengumpulkan makanan.
- Semut-semut juga tidak rakus makan atau mengumpulkan makanan untuk diri sendiri. Semut yang kekenyangan bisa mati.

2. Jangan terlalu banyak tidur.
Amsal 6:9-11 (TB)  Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?
"Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" —
maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Orang dewasa membutuhkan waktu tidur antara 6 - 8 jam sehari supaya proses dalam tubuhnya normal. Tetapi orang-orang yang sukses mendisiplin dirinya tidur rata-rata 6 jam. Lalu untuk apa waktu 18 jam sehari? Mereka menggunakannya untuk ibadah (saat teduh), bekerja dan sosial (keluarga, pelayanan dan kemasyarakatan). Ketiga hal ini harus seimbang baik ibadah, bekerja maupun sosial supaya kita mengalami kebahagiaan dan arti hidup yang sebenarnya.
Jangan membuang-buang waktu untuk hal-hal yang sia-sia atau kurang berguna, seperti begadang, main game, nonton TV atau gadget terlalu lama. Gunakanlah waktu untuk memikirkan dan bekerja agar usaha dan pekerjaan atau pelayanan bertambah maju.

Berikut nasehat firman Tuhan tentang bekerja untuk kehidupan di dunia dan bekerja untuk kehidupan di sorga.

2 Tesalonika 3:10-12 (TB)  Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.
Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.
Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.

Matius 6:20 (TB)  Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Dengan nasehat tersebut kiranya bagi yang masih malas berubah sikap hidupnya menjadi rajin. Dan bagi yang tidak malas semakin lebih rajin bekerja untuk kehidupan di dunia dan kehidupan yang akan datang. Tuhan memberkati. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages