Mengapa Tidak Tekun Mencari Tuhan?




Kamis, 2 Mei 2019

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Taw 10-12

2 Tawarikh 12:14 (TB)  Ia berbuat yang jahat, karena ia tidak tekun mencari TUHAN.

Rehabeam adalah raja Israel dan tujuh belas tahun lamanya ia memerintah atas Israel. Apa yang menyebabkan dikatakan bahwa Rehabeam berbuat jahat?

1. Tidak tekun mencari Tuhan.

Mengikut Tuhan adalah sebuah proses perjalanan yang membutuhkan ketekunan. Ada banyak hal baik permohonan maupun kebutuhan kita tidak secara langsung dipenuhi atau dijawab oleh Tuhan. Itulah sebabnya dibutuhkan ketekunan.
Tidak tekun mencari Tuhan dapat mengakibatkan hati yang serong sehingga berbuat jahat. Karena tidak tekun akan tergoda mengikuti pencobaan atau penyembahan berhala yang menawarkan pertolongan yang instan sekalipun hal itu melanggar firman Tuhan. Perjalanan iman kita seperti seorang pelari, yang bukan hanya ditentukan di titik awal tetapi akan dinilai di titik akhir. 

Paulus mengakhiri pertandingan imannya dengan baik dan benar sehingga memperoleh mahkota kebenaran.
2 Timotius 4:7-8 (TB)  Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

2. Jatuh dosa dalam zona nyaman.

2 Tawarikh 12:1-2 (TB)  Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum TUHAN, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh.
Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem — karena mereka berubah setia terhadap TUHAN.

Ketika kerajaan Israel menjadi kokoh dan kekuasaan Rehabeam menjadi teguh, maka mereka berubah setia dan meninggalkan Tuhan. Zona kenyamanan telah membuat Rehabeam dan bangsa Israel tidak lagi mengandalkan Tuhan. Ketika sukses timbul keinginan yang "neko-neko" atau "aneh-aneh" yang tanpa sadar telah membawa kehidupan mereka jauh dari hadapan Tuhan. Contoh lain dalam hal ini adalah Daud yang tidak ikut berperang tetapi sendirian di istana sehingga jatuh dalam perzinahan.

3. Kompromi terhadap benih-benih dosa.

Kejahatan dimulai dari penyimpangan kecil. Sebenarnya tidak ada dosa kecil atau dosa besar, yang ada hanyalah dosa. Tetapi setiap dosa selalu diawali dengan benih dosa. Benih dosa ditanam oleh si jahat di dalam hati maupun pikiran kita.
Tahukah Anda bahwa jarak antara kedua rel kereta selalu sama? Karena jika jaraknya bergeser sangat sedikit saja akan menimbulkan penyimpangan yang makin lama makin lebar sehingga kereta api bisa anjlok (jatuh) dan mengalami kecelakaan.
Perbuatan dosa yang besar atau nyata yang terlihat seringkali dimulai dengan kompromi terhadap dosa yang kecil-kecil, bahkan dalam hati atau pikiran kita. Oleh sebab itu jagalah hati dan pikiran kita tetap kudus.
Amsal 4:23 (TB)  Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Marilah setiap hari kita jaga hati kita dengan sungguh-sungguh, tetap tekun mencari Tuhan dan jangan lengah di dalam kenyamanan. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages