Bunuh Diri Karena Kecewa

Selasa, 3 April 2018

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 16-18

2 Samuel 17:23 (TB)  Ketika dilihat Ahitofel, bahwa nasihatnya tidak dipedulikan, dipasangnyalah pelana keledainya, lalu berangkatlah ia ke rumahnya, ke kotanya; ia mengatur urusan rumah tangganya, kemudian menggantung diri. Demikianlah ia mati, lalu ia dikuburkan dalam kuburan ayahnya.

Ahitofel mengakhiri hidupnya dengan tragis ... bunuh diri. Padahal ia adalah penasehat raja yang sangat terkenal kebijaksanaannya.

2 Samuel 16:23 (TB)  Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada Allah; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom.

Karisma dan kedudukan seseorang tidak menjamin seseorang memiliki karakter yang baik. Ahitofel kecewa berat ketika Absalom lebih memilih nasehat orang lain daripada dirinya. Husai sahabat Daud telah menggagalkan nasehat Ahitofel.
2 Samuel 17:7 (TB)  Lalu berkatalah Husai kepada Absalom: "Nasihat yang diberikan Ahitofel kali ini tidak baik."

Jadi apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa tersebut?

1. Tidak ada orang yang sempurna.
Sekalipun Daud dan Absalom menganggap nasehat Ahitofel sama dengan petunjuk yang dimintakan dari Allah, namun Ahitofel bisa salah memberi nasehat. Ini membuktikan bahwa tidak ada orang yang sempurna sehingga kita harus bijaksana dalam menerima nasehat orang lain.

2. Kita harus memiliki hati yang besar.
Hati yang besar akan membuat seseorang tidak mudah kecewa, ia tetap tabah dan tekun sekalipun segala yang terjadi tidak seperti yang diharapkan. Sebaliknya hati yang kecil membuat seseorang mudah kecewa dan putus asa.

Jangan mudah kecewa dan putus asa. Putus asa yang berlebihan akan membuat seseorang tidak kuat menanggung hidup ini sehingga dengan mudah mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Kita adalah orang yang memiliki iman dan pengharapan kepada Tuhan. Segala perkara dapat kita tanggung di dalam Kristus yang memberi kekuatan kepada kita. Amin. (Ps.BW)