Senin, 16 April 2018
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja 10-12
2 Raja-raja 11:15 (TB) Tetapi imam Yoyada memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara, katanya kepada mereka: "Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!" Sebab tadinya imam itu telah berkata: "Janganlah ia dibunuh di rumah TUHAN!"
Pilkada serentak sebentar lagi, kemudian disusul oleh Pileg dan Pilpres. Tahun 2018 dan 2019 adalah tahun politik yang sangat menentukan untuk masa depan bangsa kita. Sebagai orang percaya kita dipanggil untuk menjadi terang di bidang politik dan pemerintahan.
Bolehkah kita berpolitik di gereja?
Kisah dalam 2 Raja-raja 11, memberikan sebuah pembelajaran yang baik. Memang dalam Perjanjian Lama, raja-raja dipilih oleh Tuhan (teokrasi) sehingga seringkali terjadi overlap antara kepentingan ibadah dan kepentingan politik/kerajaan.
Namun kita melihat dalam ayat tersebut bahwa Imam Yoyada menjaga kekudusan rumah Tuhan, supaya jangan terjadi pembunuhan di rumah Tuhan karena kepentingan politik.
Bagaimana aplikasi dalam Perjanjian Baru dan masa sekarang?
1. Orang percaya boleh terlibat dalam politik bahkan dipanggil untuk menjadi terang.
Ada yang mengatakan politik itu jahat dan licik. Yang benar bisa menjadi salah dan sebaliknya. Itu semua terjadi karena tidak ada orang-orang yang takut akan Tuhan di sana. Kalaupun ada mereka tidak berani untuk menyuarakan kebenaran.
Matius 10:16 (TB) "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
2. Ibadah harus steril dengan urusan politik.
Secara pribadi boleh berpolitik, tetapi secara berjemaat/bergereja harus dihindari berpolitik praktis.
Mengapa?
A. Setiap pribadi memiliki kebebasan memilih yang dijamin undang-undang.
B. Mencampur adukkan politik dan gereja bisa mengakibatkan perpecahan di dalam gereja.
C. Fokus dalam ibadah bisa terganggu karena motivasi berpolitik.
D. Undang-undang RI melarang berpolitik di dalam rumah ibadah.
Memang pemerintah adalah wakil Allah dan dipilih oleh Allah, namun pemilihannya bukan di rumah Tuhan melainkan melalui institusi negara, Tuhan memakai seluruh rakyat untuk memberikan pilihannya.
Roma 13:1 (TB) Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.
Jadi bagaimana sebaiknya?
A. Berpolitik atau berkampanye tentang seorang calon boleh dilakukan secara pribadi di luar gereja, jangan dilakukan di dalam gereja atau persekutuan.
B. Ibadah dalam gereja harus berfokus pada Tuhan dan jangan disisipi dengan kepentingan politik.
C. Gereja harus memberikan pembekalan di luar gereja kepada jemaat yang menjadi kader partai politik apapun, agar mereka berani menyuarakan kebenaran. Bukan sebaliknya kader parpol memberikan kampanye di gereja.
Kiranya renungan ini membuat kita semakin dewasa dalam menyikapi tahun-tahun politik ini. Teruslah berdoa agar Tuhan memimpin proses pemilihan kepada daerah, legislatif maupun presiden. Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar