Jumat, 31 Maret 2017
Mazmur 37:25-26 (TB) Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
Kemarin pagi, tiba-tiba seorang Ibu separuh baya naik sepeda berhenti di depan rumah. Pada mulanya ia mengatakan sedang mencari pekerjaan, mengasuh anak. Saya katakan di sini nggak ada yang punya anak kecil. Kemudian dia mulai bercerita ditinggal suami, anaknya banyak, salah satu kecelakaan, tidak bisa beli obat, tidak bisa bayar rumah sakit, rumah kontrakan habis. Dengan nada menangis sambil mengusap matanya, katanya dia mencari pekerjaan ke sana ke mari tapi hingga kini belum mendapatkan. Belum sempat saya menanggapi ceritanya yang lancar sekali seperti yang sudah disusun rapi, akhirnya dia minta sedekah untuk membeli pisang agar anaknya bisa minum obat. Ketika saya memberi sejumlah uang walaupun jumlahnya nggak seberapa, nadanya yang sedih segera berubah jadi senang, berterima kasih dan mulai mengayuh sepedanya kembali.
Pelajaran yang bisa kita petik adalah:
1. Kita mengucap syukur atas berkat dan pemeliharaan Tuhan dalam keluarga dan pelayanan.
Walaupun dalam pergumulan juga, Tuhan masih jadikan berkat buat orang lain. Memang sulit untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar membutuhkan atau menipu, tetapi bagian kita adalah memberkati.
Kisah Para Rasul 20:35 (TB) Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
2. Kita percaya bawa anak cucu kita dipelihara Tuhan.
Sepanjang hidup Daud, ia bersaksi:
- Tidak pernah melihat orang benar ditinggalkan.
- Tidak pernah melihat keturunan orang benar meminta-minta.
- Keturunan orang benar menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman.
- Keturunan orang benar menjadi berkat.
Mungkin kita belum bisa meninggalkan harta / warisan yang besar untuk anak cucu kita. Tetapi warisan terbesar bagi anak cucu kita adalah bila kita hidup benar di hadapan Tuhan. Mengapa?
A. Hidup kita menjadi teladan bagi anak cucu.
Ada pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Anak-anak akan meneladani sikap hidup orang tuanya.
B. Hidup kita membuat Tuhan menggenapi janji Firman-Nya untuk memberkati anak cucu kita. Tuhan tidak bisa menahan kebaikan bagi orang-orang yang patut menerimanya.
Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar