Kamis, 30 Maret 2017
Mazmur 90:12 (TB) Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Saya pernah naik bis ketika pulang ke rumah orang tua. Waktu tempuh yang normalnya 5 jam, menjadi 9 jam alias molor 4 jam. Orang yang biasa naik bis biasanya tahu istilah "ngetem" alias menunggu penumpang. Di setiap halte, terminal, tempat strategis bis selalu berhenti 10 s/d 20 menit untuk mencari penumpang. Bahkan pernah bis balik lagi kira-kira 4 km untuk menjemput penumpang. Sebelum bis penuh, jalannya lambat sekali. Ditambah lagi sepanjang perjalanan diputar musik dangdut yang paling membuat saya pusing. Sebuah pengalaman yang membuat saya kesal naik bis. Perjalanan yang "molor" membuat tubuh saya lelah.
Kita mengenal istilah "jam karet" dalam beberapa kegiatan di masyarakat. Misal resepsi, undangan jam 17.00 tetapi acara dimulai jam 18.00. Demikian juga acara-acara lain, misalnya rapat-rapat di kampung atau kegiatan karang taruna. Dan ternyata jam karet juga bisa masuk gereja, misalnya ibadah dimulai terlambat, persekutuan atau latihan musik yang "molor" karena menunggu yang lain. Gereja malah bukan mempengaruhi tetapi dipengaruhi kebiasaan yang tidak baik.
Efek negatif dari "jam karet":
1. Membuat yang biasa terlambat tambah malas. Dengan alasan "Ah nggak papa, paling juga belum dimulai". Yang biasa "ngaret" semakin malas. Dan juga tidak ada rasa bersalah karena menyia-nyiakan waktu dan merugikan orang lain.
2. Melukai perasaan yang biasa "on time". Orang biasa on time merasa nggak nyaman apabila acara diadakan dengan "molor", sebab sudah terbiasa menghargai waktu dan profesional.
3. Waktu "jam karet" terbuang sia-sia. Tidak ada hal yang berkualitas bisa dikerjakan dalam waktu "molor" ini, sebab waktunya tidak pasti berapa lama dan kita tidak punya persiapan pekerjaan sambilan.
Jika kita tahu hidup kita tinggal beberapa saat, maka kita akan memandang setiap detik sangat berharga. Jangan pelihara budaya "jam karet", sebaliknya harus budayakan "jam on time" dan pengaruhi orang lain agar bisa on time. Kita dipanggil menjadi berkat dengan menghargai setiap waktu yang diberikan Tuhan. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar