Tabut Allah



Senin, 20 Maret 2017

1 Tawarikh 15:16 (TB) Daud memerintahkan para kepala orang Lewi itu, supaya mereka menyuruh berdiri saudara-saudara sepuak mereka, yakni para penyanyi, dengan membawa alat-alat musik seperti gambus, kecapi dan ceracap, untuk memperdengarkan dengan nyaring lagu-lagu gembira.

Tabut Allah dalam Perjanjian Lama merupakan kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya. Daud ingin memindahkan Tabut Allah dari Kiryat Yearim ke Yerusalem. Dalam perjalanan lembu yang menarik Tabut Allah tergelincir sehingga Uza memegang Tabut Allah, akibatnya Uza mati. Karena peristiwa itu Tabut Allah diletakkan di rumah Obed Edom, sebab mereka takut jangan-jangan lebih banyak yang mati karena Tabut Allah.

Ternyata Obed Edom dan seisi rumahnya diberkati selama Tabut Allah diletakkan di rumahnya.

2 Samuel 6:11 (TB) Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.

Daud mendengar kabar baik ini dan berencana membawa Tabut Allah kembali ke Yerusalem. Daud yakin tidak seharusnya Tabut Allah menimbulkan ketakutan dan intimidasi, buktinya rumah Obed Edom diberkati. Sehingga Daud membawa Tabut Allah diiringi dengan musik dan nyanyian.

Dalam masa kini Tabut Allah diartikan sebagai Hadirat Allah, yaitu manifestasi kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Bagaimana kita bisa mengalami Hadirat Allah?

1. Dengan nyanyian pujian. Kita adalah imamat yang rajani. Ketika kita menyanyikan nyanyian pujian bagi Tuhan, maka Dia bertahta di atas pujian. Kuasa dan Hadirat-Nya akan nyata karena Dia menjadi Raja dalam hidup kita.

Mazmur 22:3 (TB) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.

2. Dengan permainan alat musik untuk mengiringi atau memainkan pujian.
Tuhan menciptakan nada dan menaruhnya dalam diri manusia. Demikian juga alat musik diciptakan manusia karena Tuhan memberi keahlian kepadanya. Dalam PL ada keturunan Henokh yang menjadi pemusik.

Kejadian 4:21 (TB) Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling.

Jadi alat musik itu diciptakan untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Tujuannya supaya kita bisa menyanyi untuk Tuhan dengan suasana yang gembira. Kehadiran alat-alat musik di gereja tidak perlu ditolak, sebab semua itu akan menimbulkan kegembiraan sehingga kita bisa mengalami Hadirat Allah. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages