Wibawa

 


Jumat, 11 Desember 2020


Bacaan Alkitab Setahun: Titus 1-3


Titus 2:15 (TB)  Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.


Kata wibawa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti 1. pembawaan untuk dapat menguasai dan mempengaruhi dihormati orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik, 2. kekuasaan.


Bagi orang dunia, kewibawaan ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah usia, pengalaman, prestasi, bakat, kepandaian, kepribadian, penampilan, kekayaan maupun jabatan atau kekuasaan.


Titus adalah salah satu generasi muda yang dimuridkan Paulus untuk melayani Tuhan pada masanya. Orang dunia mungkin tidak menghargai Titus karena ia masih muda dan kurang pengalaman. Tetapi Paulus menasehati Titus agar jangan ada orang yang menganggapnya rendah, meyakinkan setiap orang dengan segala kewibaaannya.


Apa saja yang membuat Titus memiliki kewibawaan?


1. Pengurapan.


Pengurapan dari Tuhan mendatangkan wibawa dan otoritas ilahi dalam kehidupan seseorang. Sebagai seorang pelayan Titus menerima pengurapan/penumpangan tangan penatua. Tetapi sebagai jemaat pun juga menerima pengurapan bila tunduk pada otoritas dan bergaul karib dengan Tuhan.
1 Timotius 4:14 (TB)  Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.


2. Persekutuan dengan Tuhan.


Kita menjadi semakin serupa dengan Tuhan ketika terus membangun persekutuan dengan-Nya.
Ada sebuah kesaksian seorang janda yang tua yang menghabiskan sisa hidupnya untuk berdoa. Seorang pengkotbah sangat menghargainya oleh sebab itu ia selalu dipersilakan duduk di kursi depan dalam ibadah/KKR sekalipun bukan pengurus gereja maupun pelayan Tuhan. Mengapa demikian? Setiap kali janda pendoa syafaat ini hadir dalam ibadah banyak mujizat terjadi dalam ibadah dan banyak orang diselamatkan. Ini adalah salah satu contoh wibawa ilahi.


3. Mengajarkan kebenaran dan menghidupi firman Tuhan.


Ketika masih menjadi mahasiswa fakultas teknik, saya terlibat dalam pelayanan Persekutuan Mahasiswa Kristen. Anehnya setiap kali bertemu baik adik angkatan maupun kakak angkatan yang merokok di kampus, tiba-tiba mereka menjatuhkan rokok dan menginjaknya supaya saya tidak tahu. Padahal saya tidak pernah memarahi mereka ketika merokok. Ini salah satu bentuk wibawa ilahi sehingga orang akan segan dan menghargai.


4. Hikmat dan karunia rohani.


Kehidupan yang takut akan Tuhan mendatangkan hikmat dan karunia rohani dalam kehidupan seseorang.
Amsal 9:10 (TB)  Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
Yusuf adalah contoh orang yang hidup takut akan Tuhan sehingga memiliki hikmat dan pengertian. Ia memiliki hikmat mengatur rumah tangga Potifar, mengatur semua orang dalam penjara, padahal ia hanyalah seorang budak dan tahanan. Bahkan Firauan menghormatinya dan menjadikannya orang kedua yang berkuasa di Mesir.


Orang yang berkedudukan tinggi bisa direndahkan dan dihujat orang apabila hidupnya melakukan kejahatan. Beberapa hari yang lalu, seorang menteri, anak Tuhan ditangkap KPK karena korupsi. Akibatnya seluruh kewibawaannya hilang dan dihujat banyak orang.
Oleh sebab itu jangan hanya kejar kedudukan dan kekuasan melainkan kejarlah kekudusan agar menjadi teladan dan memiliki wibawa.


Bagi yang tidak memiliki jabatan atau kekuasaan jangan kecil hati, Anda tetap bisa memiliki wibawa ilahi bila menerima pengurapan, hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, mengajarkan kebenaran dan menghidupinya serta memiliki hikmat yang lahir dari takut akan Tuhan.
Haleluya, greater blessing. (Ps.BW)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages