Lupa Diri



Selasa, 28 Juli 2020

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 28-30

Yesaya 29:16 (TB)  Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: "Bukan dia yang membuat aku"; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya: "Ia tidak tahu apa-apa"?

Ada sebuah peribahasa "Seperti kacang lupa akan kulitnya" artinya tidak tahu diri atau lupa akan asalnya. Peribahasa ini cocok untuk menggambarkan manusia yang lupa akan asal usulnya sehingga merasa tidak memerlukan Tuhan bahkan melawan Tuhan. Hal ini telah menjadi kenyataan manusia di zaman modern ini yang memutarbalikkan kebenaran. Ada yang menyakini manusia berasal dari konspirasi alam semesta, ada pula yang meyakini manusia berasal dari evolusi binatang dan sebagainya. Yang jelas mereka tidak percaya manusia diciptakan oleh Tuhan bahkan tidak percaya adanya Tuhan.

Marilah kita belajar kebenaran yang sejati.

1. Tuhan Pencipta bumi dan segala isinya.
Keteraturan tata surya dan segala kehidupan di dunia ini bukan terjadi bukan secara kebetulan, tetapi diciptakan oleh Tuhan dengan baik dan sempurna.
Setelah Tuhan menciptakan segala sesuatu di dunia ini, selalu ditegaskan dengan kalimat "Ia melihat bahwa semuanya itu baik" (Kejadian 1:10,12,18,21,25). Ini membuktikan bahwa Tuhan menciptakan bumi dalam kebaikan bahkan kesempurnaan.

2. Manusia diciptakan oleh Allah.
Manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah sehingga memiliki kemampuan yang luar biasa.
Kejadian 1:26 (TB)  Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Setelah Tuhan menciptakan manusia di hari terakhir, kembali Ia berkata sungguh amat baik. Dengan adanya manusia sesungguhnya bumi akan menjadi semakin baik, tetapi sayang dosa masuk dalam kehidupan manusia.
Kejadian 1:31 (TB)  Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Sebagai kesimpulan Yesaya menggambarkan hubungan antara Pencipta dengan yang diciptakan.
Tuhan sebagai Pencipta digambarkan sebagai tukang periuk dan manusia yang diciptakan digambarkan sebagai tanah liat. Mana yang lebih dahulu ada? Tentu saja tukang periuk. Jika tidak ada tukang periuk, apakah akan jadi bejana? Tentu saja tidak!
Jadi manusia tidak bisa apa-apa tanpa Tuhan. Oleh sebab itu janganlah memegahkan diri dan menjadi sombong! Tanpa Tuhan kita tidak berarti apa-apa. Jika Tuhan ambil kesehatan kita saja, sudah tentu kita tidak bisa bekerja dan berbuat segala sesuatu. Apalagi jika Tuhan berkata "stop" maka berhentilah kehidupan kita.


Janganlah seperti kacang lupa akan kulitnya. Marilah kita rendah hati dan memuliakan Tuhan. Pujilah Tuhan dan taatilah Dia sebagai Pencipta kita, sebab tanpa Tuhan hidup kita tidak ada artinya. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages