Jangan Sombong!



Senin, 20 Juli 2020

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 4-6

Yesaya 5:21 (TB)  Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap dirinya pintar!

Berikut ini sebuah cerita rakyat dari Jawa Timur mengisahkan tentang seekor burung gagak yang sombong.
Alkisah, pada zaman dahulu kala, hiduplah seekor burung gagak di hutan belantara.
Ia hidup bersama dengan kawanan burung gagak lainnya.
Suatu hari, si burung gagak menemukan rontokan bulu burung merak yang indah.
Walaupun hanya rontokan bulu, namun bulu-bulu tersebut masih terlihat indah.
“Indahnya bulu-bulu merak ini. Aku akan mengenakan bulu-bulu merak ini agar terlihat lebih cantik. Dengan cara ini aku bisa berkawan dengan kawanan burung merak.”
Si burung gagak kemudian mengenakan rontokan bulu merak tersebut ke tubuhnya.
Ia kemudian terbang mencari kawanan burung merak.
Tidak lama kemudian si burung gagak berhasil menemukan tempat tinggal kawanan burung merak.
Mulailah si burung gagak tinggal bersama-sama kawanan burung merak.
Awalnya si gagak dapat diterima dengan baik oleh kawanan burung merak namun, lambat laun kawanan tersebut mulai kesal dengan kesombongan si gagak.
Mereka kemudian menjauhi si gagak.
Tidak lama kemudian, kawanan burung merak akhirnya menyadari bahwa si sombong hanyalah seekor burung gagak yang menyamar menjadi seekor burung merak.
Maka kawanan burung merak tersebut mengusirnya.
“Ternyata engkau hanyalah seekor burung gagak yang menyamar menjadi merak. Pergilah engkau dari sini. Engkau tidak pantas tinggal bersama kami.”
Terang saja si gagak merasa marah dengan pengusiran oleh kawanan merak.
Tidak punya pilihan lain, maka pergilah si gagak untuk kembali berkumpul dengan kawanan gagak, burung sebangsanya.
Tapi sayang, di tubuh si gagak masih menempel bulu-bulu merak, akibatnya kawanan gagak tidak mau menerima kehadirannya karena disangka sebagai burung merak.
“Siapakah kamu hai burung merak? Tempatmu bukan disini, pergilah jauh-jauh dari tempat kami!”
Marah, kesal, sekaligus sedih bergejolak dalam dada si gagak.
Karena tidak mempunyai teman, ia merasa hidupnya tidak berarti.
Akhirnya, si gagak yang putus asa berusaha mengakhiri hidupnya dengan cara menceburkan diri ke dalam lubuk.
Tenggelam di dalam lubuk, akhirnya matilah si gagak yang sombong.
Demikianlah akhir cerita si burung gagak yang sombong dan tidak pernah mensyukuri dengan apa yang ia miliki hingga hidupnya berakhir tragis.


Jangan menjadi sombong karena kepintaran, kemampuan, kekayaan, kedudukan atau apapun yang dimiliki. Orang yang menyombongkan dirinya akan berakhir dengan celaka. Ia akan dijauhi teman-teman dan tidak diterima dalam komunitas. Marilah kita semakin merendahkan hati, biarlah Tuhan semakin besar dalam hidup kita dan ego kita semakin kecil. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages