Gairah Rohani



Sabtu, 18 Juli 2020

Bacaan Alkitab Setahun: Kidung Agung 5-8

Kidung Agung 7:10 (TB)  Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju.

Kata gairah memiliki banyak makna, bukan hanya dalam arti sensual atau rasa berahi tetapi ada beberapa arti yang positif. Di antaranya adalah antusias, semangat dan kerinduan/keinginan yang kuat.

Kisah dalam Kidung Agung dengan tokoh utama mempelai laki-laki dan perempuan saling bergairah satu sama lain. Ini sesungguhnya menggambarkan gairah hubungan antara Kristus dan jemaat-Nya.

1. Gairah Tuhan akan umat-Nya.

Menjadi pertanyaan dasar untuk apa Tuhan menebus dan menyelamatkan kita? Tuhan memulihkan kita supaya bisa kembali bersekutu dengan Tuhan secara intim. Ini hanya bisa terjadi ketika kita diampuni dan disucikan dari dosa. Kerinduan yang dalam (gairah) untuk bersekutu dengan manusia merupakan karakter Tuhan.

Lihatlah di kitab Kejadian, Tuhan berjalan-jalan di taman Eden di waktu pagi untuk bersekutu dengan Adam.
Kejadian 3:8 (TB)  Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

Demikian pula dalam perumpamaan anak yang hilang bapa yang menggambarkan Tuhan menantikan anak bungsunya (kita) kembali ke rumah Tuhan.

2. Gairah jemaat akan Tuhan.

Tentu hal ini kembali kepada pribadi masing-masing. Apakah kita bergairah akan Tuhan? Apakah kasih kita kepada Tuhan menyala-nyala atau suam-suam kuku. Daud adalah salah satu contoh pribadi yang selalu bergairah untuk Tuhan. Sepanjang malam ia merindukan Tuhan, maka pagi-pagi hari segeralah ia bangun dan menghadap Tuhan. Ia membangunkan fajar untuk bersekutu dengan Tuhan.
Mazmur 57:8-9 (TB)  Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur.
Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!

Demikian pula saat dalam kesesakan dan pergumulan berat yang digambarkan "sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap" Daud tetap bergairah dengan Tuhan. Banyak orang ketika ada dalam masalah undur dari Tuhan. Tetapi tidak demikian dengan Daud, justru ia semakin bergairah merindukan persekutuan dengan Tuhan.
Mazmur 73:25-26 (TB)  Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.


Gairah secara rohani kepada Tuhan harus selalu dijaga dan dipelihara. Seperti lampu di Bait Suci dibersihkan setiap pagi supaya dapat menyala dengan terang, demikianlah kita menyucikan diri dari segala dosa. Harus disadari dosa mereduksi bahkan menutup gairah kita kepada Tuhan. Gairah dan antusias kepada Tuhan harus dibangun dari dalam diri, bukan karena motivasi dari orang lain. Akhirnya, marilah kita renungkan: apakah kita masih bergairah bersekutu dengan Tuhan? Gairah berdoa, menyembah, membaca Alkitab, beribadah dan melayani Tuhan? Jangan biarkan lampu rohani kita padam dan kita hidup dalam kegelapan.
Roma 12:11 (TB)  Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Selamat beraktifitas dan Tuhan memberkati. (Ps.BW)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages