Takut? Percaya Pada Tuhan



Minggu, 14 Juni 2020

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 56-60

Mazmur 56:4 (TB)  Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;

Takut menurut KBBI, mempunyai arti merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana; takwa; segan dan hormat; tidak berani (berbuat, menempuh, menderita, dan sebagainya); gelisah; khawatir.

Menurut Spielberger ketakutan adalah suatu keadaan/kondisi emosional sementara pada diri seseorang yang ditandai dengan perasaan tegang dan kekhawatiran yang dihayati secara sadar serta bersifat subjektif. Bisanya berhubungan dengan situasi-situasi lingkungan yang khusus, misalnya situasi ujian atau tes.

1. Takut terjadi karena sistem dunia telah rusak oleh dosa.

Sebelum manusia jatuh dalam dosa, taman Eden penuh damai dan indah. Antara manusia, binatang dan tumbuhan bisa hidup berdampingan saling mendukung. Tidak ada rasa takut kepada bahaya atau binatang buas. Bahkan manusia bisa bergaul kepada Allah tanpa rasa takut. Akan tetapi ketika Adam dan Hawa menjadi takut berjumpa dengan Allah setelah mereka melanggar perintah-Nya. Ini adalah kata takut pertama kali yang disebut dalam Alkitab.
Kejadian 3:10 (TB)  Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

2. Semua yang hidup di dunia punya rasa takut.

Tumbuhan dan binatang takut kepada manusia sesuai titah Tuhan.
Kejadian 9:2 (TB)  Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan.

Tak terkecuali dengan manusia juga memiliki rasa takut terhadap bahaya atau suatu kuasa/kekuatan yang dirasa melebihi dirinya.

3. Selama hidup di dunia Yesus memiliki rasa takut sebab tubuhnya benar-benar manusia.

Ketika Yesus menghadapi cawan anggur yaitu semua dosa yang ditimpakan kepada-Nya, secara fisik dan psikis Ia juga mengalami ketakutan. Ini membuktikan bahwa tubuh Yesus benar-benar manusia, hanya tidak berbuat dosa. Tubuh dan perasaannya takut menghadapi salib yang terkutuk, yaitu terpisah dengan Allah karena menanggung dosa umat manusia.
Lukas 22:44 (TB)  Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.

4. Respon yang benar terhadap rasa takut adalah percaya kepada Tuhan.

Daud ketika rasa takut datang, ia percaya kepada Tuhan sebagai penolong dan tempat perlindungan. Demikian pula dengan raja Yosafat maupun tokoh-tokoh lain.
2 Tawarikh 20:3 (TB)  Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.

Yesus ketika takut, Ia makin sungguh-sungguh berdoa. Yesus bisa mengalahkan ketakutan karena berserah (percaya) kepada kehendak Bapa.
Lukas 22:44-45 (TB)  Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.

Bagaimana dengan Anda saat ini, apakah sedang mengalami ketakutan? Hanya satu inti jawaban atas ketakutan yaitu percaya kepada Tuhan, yang diwujudkan melalui doa dan penyerahan diri kepada Tuhan.
Yesaya 41:10 (TB)  janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Selamat hari Minggu, selamat beribadah dan Tuhan memberkati. (Ps.BW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages