Sukacita Menghadap Allah



Kamis, 11 Juni 2020

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 41-45
Mazmur 43:4 (TB)  Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Daud adalah salah satu dari tokoh di Alkitab yang memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan. Bahkan Tuhan sendiri menyebut Daud sebagai orang yang berkenan di hati-Nya.
Kisah Para Rasul 13:22 (TB)  Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Tidak semua orang Kristen menyukai persekutuan dengan Allah? Bagaimana agar kita menjadi seperti Daud yang menyukai mezbah Allah atau menyukai persekutuan dengan Allah?

1. Persekutuan dengan Allah adalah sumber sukacita.

Panggilan menghadap Allah adalah sukacita sebab tidak ada tempat yang lebih indah selain dalam hadirat-Nya.
Mazmur 122:1 (TB)  Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."
Mazmur 84:10 (TB)  (84-11) Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.

2. Persekutuan dengan Allah adalah kasih bukan agamawi.

Kewajiban agamawi bisa membuat ibadah menjadi jenuh atau rajin tapi tanpa isi. Secara lahiriah beribadah tetapi tidak memiliki hubungan kasih dengan Allah.
Tentang hal ini Tuhan Yesus menegur orang-orang Farisi yang munafik, mereka rajin beribadah tetapi hati mereka jauh dari Allah.
Matius 23:28 (TB)  Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Ketaatan pada hukum tanpa kasih dan pekerjaan Roh Kudus menyebabkan kematian rohani, sekalipun secara fisik menjalankan ibadah.
2 Korintus 3:6 (TB)  Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
2 Timotius 3:5 (TB)  Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

3. Persekutuan dengan Allah adalah berkat bukan beban.

Jika persekutuan dengan Allah dirasakan sebagai beban maka tidak mendatangkan sukacita. Kita cenderung akan menjadi malas bahkan menghindarinya. Contohnya adalah malas ibadah, malas berdoa dan membaca Alkitab. Padahal sesungguhnya dalam persekutuan dengan Allah tersedia sukacita dan berkat yang melimpah.
Mazmur 16:11 (TB)  Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

Daud menjadikan Allah sebagai prioritas dan fokus utama dalam kehidupannya. Itulah sebabnya pagi-pagi hari, kerinduan bersekutu dengan Allah selalu bergejolak di hatinya sekalipun lelah, mengantuk, sedang banyak masalah bahkan diburu musuh untuk dibunuh.
Mazmur 5:4 (TB)  TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.


Marilah kita renungkan dalam kehidupan kita, apakah persekutuan dengan Allah merupakan sukacita, ekspresi kasih dan berkat bagi kita? Ataukah sebaliknya? Jadilah seperti Daud yang berkenan di hati Allah karena persekutuan dan ketaatannya kepada Allah. Jemaat adalah mempelai wanita dan Kristus adalah mempelai pria. Merupakan sukacita yang besar jika kita bisa menghadap hadirat Tuhan dan menikmati persekutuan di dalam Dia. Selamat pagi dan Tuhan memberkati. (Ps.BW)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages