Seberapa Dalam Kita Menantikan Tuhan?



Minggu, 28 Juni 2020

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 126-130

Mazmur 130:5 (TB)  Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.

Pagi-pagi buta Daud sudah bangun dan membersihkan dirinya. Ia pergi ke tempat yang sunyi sambil membawa kecapi dan salinan kitab Taurat. Daud bermazmur dan menyanyi bagi Tuhan dengan segenap hati, mulutnya penuh dengan puji-pujian atas segala kasih setia-Nya. Dengan penuh kerinduan Daud menantikan Tuhan dan mengharapkan firman-Nya.

1. Seberapa dalam Daud merindukan Tuhan?

Bagi Daud bersekutu dengan Tuhan adalah saat yang paling indah.
Mazmur 84:11 (TB)  Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.

Kerinduan Daud kepada Tuhan seperti seorang pengawal mengharapkan pagi. Frasa ini diulang dua kali dalam Mazmur 130:6, menunjukkan kesungguhan dan sangat dalam kerinduan Daud kepada Tuhan. Bayangkan pengawal yang menjaga sepanjang malam yang gelap dengan penuh bahaya dan horor, maka menantikan pagi adalah kerinduannya. Ia bisa menyelesaikan tugasnya, beristirahat dari jaga malam tanpa ketakutan.

2. Seberapa dalam Daud mengharapkan firman Tuhan?

Pada masa Daud, firman Tuhan yang sudah ditulis adalah kitab Taurat Musa. Kitab ini ada di Bait Suci, tetapi ada kemungkinan Daud telah menyalinnya. Dalam Mazmur 119 yang merupakan pasal terpanjang dalam Alkitab, Daud menuliskan tentang "Bahagianya orang yang hidup menurut Taurat Tuhan".

Mazmur 119:18 (TB)  Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.

Dalam ayat tersebut berkonotasi Daud membaca kitab Taurat (logos), tetapi ia juga berdoa agar Tuhan menyingkapkan kebenaran secara langsung (rhema) kepada Daud. Di samping itu pula Tuhan dapat berbicara kepada Daud secara langsung atau melalui nabi-nabinya, seperti nabi Natan.

Membaca firman Tuhan tanpa kerinduan untuk mendapatkan pesan Tuhan (rhema) akan menjadi agamawi tanpa isi, kejenuhan dan kebosanan kerap melanda. Tetapi apabila disertai dengan kerinduan, tidak ada satu hal pun yang bisa menghalangi. Bahkan bersekutu dengan Tuhan dan firman-Nya adalah saat yang paling indah dalam hidup ini. Hal ini mengingatkan kepada persekutuan Adam dengan TUHAN di taman Eden.


Pertanyaannya adalah seberapa dalam kita menantikan Tuhan dan mengharapkan firman-Nya? Biarlah gaya hidup Daud setiap pagi bersekutu dengan Tuhan menjadi inspirasi bagi kita dalam bersaat teduh. Haleluya, selamat hari Minggu, selamat beribadah. Tuhan memberkati. (Ps.BW)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages