Politik Identitas



Minggu, 15 September 2019

Bacaan Alkitab Setahun: Daniel 4-6

Daniel 6:5-6 (TB)  Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"

Dalam penyelenggaran pemilu akhir-akhir ini, kita sering mendengar kata politik identitas. Apakah itu?
Menurut ensiklopedia bebas (Wikipedia), politik identitas adalah sebuah alat politik suatu kelompok seperti etnis, suku, budaya, agama atau yang lainnya untuk tujuan tertentu, misalnya sebagai bentuk perlawanan atau sebagai alat untuk menunjukan jati diri suatu kelompok tersebut. Politik identitas juga dikenal di Indonesia sebagai politik SARA, yaitu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan.

Pada masa Daniel hidup sebagai orang buangan, menjadi kepercayaan raja karena hikmatnya, ia juga menjadi korban politik identitas. Para pesaingnya tidak menemukan kesalahan dalam pekerjaannya, sebab Daniel sangat profesional dan loyal kepada raja. Untuk menjatuhkan Daniel, mereka melakukan konspirasi dengan menghasut raja untuk membuat titah yang sangat merugikan kaum minoritas, termasuk Daniel. Dalam perintah itu semua orang yang tidak mau menyembah atau berdoa kepada raja Darius akan dimasukkan ke gua singa. Akhirnya didapatilah oleh orang-orang bahwa Daniel berdoa kepada Allah yang hidup tiga kali sehari seperti yang dilakukannya. Akhirnya Daniel ditangkap dan dibawa kepada raja. Meskipun raja sangat sayang kepada Daniel, tetapi ia tidak dapat mengubah titahnya dan terpaksa memasukkan Daniel ke gua singa. Tetapi malaikat Tuhan melindungi Daniel sehingga singa-singa tidak mengapa-apakan Daniel. Raja memerintahkan Daniel dikeluarkan dari gua singa dan diberikan kedudukan yang tinggi, justru orang-orang yang menggunakan politik identitas bersama keluarganya, dihukum dan dimasukkan ke dalam gua singa.

Mengapa orang menggunakan politik identitas?

1. Tidak mau bersaing secara fair (jujur), sehingga mereka menggunakan (menghalalkan) segala macam cara untuk menjatuhkan lawan. Berbagai fitnah dan hoaks (kabar bohong) disebarkan supaya membentuk opini masyarakat dan memecah belah para pendukung lawan.

2. Tidak menemukan kesalahan atau kekurangan lawan dalam hal kinerja atau prestasinya.
Jika berdasarkan kinerja atau prestasi lawan politik jelas sangat berhasil bahkan diakui oleh seluruh dunia. Karena tidak mungkin menandingi prestasi atau kemampuannya, maka satu-satunya cara adalah menggunakan politik identitas. Dengan menggunakan akun buzzer (akun palsu) di media sosial, menyebarkan fitnah dan ujaran kebencian. Dengan terang-terangan melakukan kampanye di rumah ibadah agar tidak memilih lawan, supaya tidak merugikan agama atau kepercayaannya dan lain sebagainya.
Akibatnya orang-orang yang bodoh dan tidak mau berpikir panjang mudah terhasut sehingga ikut menyebarkan hoaks dan memberikan pilihan politiknya kepada orang yang salah, yang menggunakan politik identitas.


Kita sudah lelah dengan politik identitas, menghabiskan energi dan memecah belah kesatuan bangsa. Marilah kita berdoa agar Tuhan mengubah hati para pemimpin politik sehingga mereka mau menjalankan demokrasi dengan jujur, tidak lagi menggunakan politik identitas sehingga bangsa kita tidak terpecah belah. Doa kita kiranya bangsa kita semakin dewasa dalam berpolitik sehingga tidak mudah terbawa dalam politik identitas. Selamat hari Minggu, semakin beribadah dan Tuhan memberkati. (Ps.BW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages