Berapa Keras Seruan Anda?



Senin, 2 Juli 2018

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 141-145

Mazmur 145:18 (TB)  TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Musim panas telah tiba, kebetulan terjadi bersamaan dengan liburan sekolah. Di kampung yang jauh dari gadget, anak-anak berlarian ke tanah yang lapang menerbangkan layang-layang mereka. Setiap layang-layang memiliki warna atau karakter tersendiri. Terlalu asyik bermain layang-layang membuat mereka lupa bahwa senja hampir tiba. Para ayah mulai keluar rumah untuk mencari di mana anak-anak mereka. Pertama mereka akan melihat ke atas melihat di mana layang-layang anak mereka. Setelah mengetahui posisinya, bergegaslah pergi ke tanah lapang dan memanggil dengan suara keras, "Anton ... Anton, pulanglah ... turunkan layang-layangmu, hari sudah mulai gelap!" Sang anak mendengar suara ayah mereka dan menoleh serta berseru, "Ya ayah!" Akhirnya mereka berjalan bersama pulang ke rumah.

Setelah sampai rumah, anaknya mandi kemudian tibalah makan malam bersama. Seperti anak-anak pada umumnya yang jarang suka makan sayur. Duduk menghadap meja makan, ibunya berkata, "Nak, ayo makanlah sayuran ini, baik untuk kesehatan. Sayur ini mengandung banyak vitamin, serat dan zat besi untuk pertumbuhanmu." Anaknya pun mencoba makan sayur seperti nasehat ibunya.

Malam semakin larut, keluarga kecil ini berdoa bersama sebelum mereka tidur. Masuklah anaknya ke kamarnya dan mulai tidur. Kira-kira tengah malam ibunya masuk dalam kamar anaknya untuk melihat anaknya sebelum tidur. Sambil merapikan posisi tidur anaknya, ia melihat anaknya mulai kedinginan, lalu ia mengambil selimut dan menyelimuti anaknya sehingga kehangatan memenuhi tidur anaknya.

Saudaraku, melalui narasi di atas kita belajar ada 3 macam komunikasi, yaitu berseru (jauh), berkata (dekat) dan tanpa berkata (sangat dekat) karena mengenal pribadi dan kebutuhannya. Seberapa dekat hubungan kita dengan Tuhan? Apakah selalu Anda berseru kepada Tuhan? Ataukah Anda cukup berkata pelan kepada-Nya? Ataukah Anda cukup berkata dalam hati sebuah kerinduan dan mengalami Tuhan mendengar isi hati Anda? Untuk mencapai level tertinggi (tanpa berkata) dibutuhkan keintiman yang tinggi. Misalnya suami istri mengenal kebutuhan pribadi masing-masing karena mereka telah hidup bersama sekian lama sebagai suami istri dalam satu rumah.

Mazmur 139:23 (TB)  Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku.

Belajarlah proses menyampaikan kebutuhan Anda mulai dari berseru, berkata sampai tanpa berkata (dalam hati). Semakin intim hubungan Anda dengan Tuhan semakin mengetahui isi hati Tuhan dan Tuhan mendengar juga isi hati Anda. Tuhan memberkati. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages