Menjaga Hati



Kamis, 5 Juli 2018

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 4-6

Amsal 4:23 (TB)  Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Reservoir Siranda di Candi Lama Semarang adalah penampungan air bersih untuk mencukupi kebutuhan air minum bagi warga Semarang. Pada zaman pendudukan Jepang terjadi pertempuran lima hari di Semarang. Pemicunya terdengar kabar bahwa tentara Jepang menebar racun di reservoir Siranda sehingga terjadi perlawanan dari tentara Indonesia bersama rakyat. Salah satu pahlawan yang gugur adalah dr. Kariadi yang tewas secara mengenaskan oleh tentara Jepang ketika dalam perjalanan untuk mengecek reservoir di Siranda.

Tentara Indonesia bersama rakyat bertempur, rela mati untuk menjaga reservoir Siranda sebab merupakan sumber air minum di Semarang. Bayangkan seandainya Jepang lebih dulu meracuni reservoir Siranda, berapa puluh ribu warga Semarang yang akan mati. Mereka menjaga dengan segenap kewaspadaan dan keberanian.

Hati adalah seperti mata air, bila hati bersih maka perkataan, sikap serta tindakan yang keluar juga akan bersih. Sebaliknya bila hati kotor atau jahat maka perkataan, sikap maupun tindakan yang keluar akan penuh dengan kejahatan.

Bagaimana menjaga hati kita? Dengan segala kewaspadaan artinya sungguh-sungguh dan jangan lengah.

1. Jangan beri kesempatan input negatif masuk dalam hati kita. Akhir-akhir ini begitu banyak kabar hoaks tersebar di media sosial. Orang-orang begitu mudah meneruskan postingan orang lain tanpa meneliti terlebih dahulu kebenarannya. Berita yang tendensius dan memprovokasi biasanya dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan dibumbui dengan perintah "sebarkanlah" atau "teruskanlah".
Fitnah yang terjadi akhir-akhir ini terhadap pemerintah dengan tujuan agar terjadi opini publik bahwa pemerintah saat ini telah gagal. Akibatnya rakyat akan pahit dan akan memilih pemimpin yang lain. Sayangnya banyak orang yang mudah dihasut dan menelan informasi hoaks dengan mentah-mentah.

2. Jangan izinkan kepahitan menguasai hati kita.
Kepahitan berasal dari kekecewaan yang terus-menerus disimpan sehingga tidak ada ruang yang positif tentang orang lain.
Kekecewaan kepada pemimpin atau orang yang dikasihi berpotensi menimbulkan kepahitan. Orang yang pahit hati baik perkataan maupun perbuatannya juga penuh dengan kepahitan. Hanya ada satu obat yang bisa menyembuhkan kepahitan yaitu mengampuni. Tidak ada orang atau pemimpin yang sempurna, oleh sebab itu berikanlah pengampunan. Jangan menyimpan racun kepahitan dalam hati sebab hal itu akan membuat hidup kita menderita. Sebaliknya pengampunan yang kita berikan akan membuat setiap racun kepahitan menjadi tawar dan kita bisa hidup dalam sukacita dan damai sejahtera.

Inti renungan hari ini, marilah senantiasa menjaga hati dengan segala kewaspadaan agar hanya kehidupan yang terpancar dari dalam diri kita, bukan kematian. Tuhan memberkati. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages