Sikap Terhadap Orang yang Lemah Imannya

 



Jumat, 20 November 2020


Bacaan Alkitab Setahun: Roma 13-16


Roma 14:1 (TB)  Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.


Inti nasihat Rasul Paulus dalam kitab Roma adalah membangun hubungan yang baik satu dengan yang lain. Salah satunya ketika kita berada di antara orang-orang masih lemah imannya.


Bagaimana sikap kita?


1. Menerima pribadinya dengan mempercakapkan pendapatnya..


Mengajarkan kepada kita akan tingginya nilai manusia di hadapan Tuhan. Ketika seseorang diterima dengan baik, maka akan merasa nyaman sehingga bisa membuka kehidupannya. Tetapi jika seseorang ditolak karena iman, pendapat atau kehidupannya, maka hatinya akan keras sehingga menutup pintu untuk mengenal kebenaran.


Mahatma Gandhi dalam pencarian iman pernah datang hendak beribadah ke sebuah gereja. Akan tetapi penerima tamu menolaknya karena ia berpenampilan tidak seperti orang Kristen. Akhirnya ia pergi ke rumah ibadah lain dan memeluk agama Hindu. Pada akhirnya ia menjadi perdana menteri India dan sampai saat ini agama Hindu adalah mayoritas di India. Bayangkan jika Mahatma Gandhi tidak ditolak, mungkin sejarah India akan berbeda.


2. Memberi ruang supaya orang yang lemah imannya tidak minder.


Rasa minder atau tidak percaya diri bisa terjadi apabila seseorang merasa pengetahuan imannya masih dangkal. Ketika ia masuk gereja merasa tidak layak dan juga malu untuk terlibat. Di sinilah tugas kita yang telah lebih dewasa dalam iman untuk membimbing jiwa-jiwa baru yang datang ke gereja. Mungkin imannya masih lemah, bahkan masih hidup dalam dosa. Yesus tidak mencari orang kudus, melainkan orang berdosa. Oleh sebab itu ketika mereka datang, janganlah menolak mereka.


3. Membuat orang yang dewasa iman untuk rendah hati.


Pengetahuan, iman dan pengalaman bersama Tuhan tidak perlu disombongkan dan menganggap yang lain rendah. Sebaliknya seperti ada pepatah "Seperti ilmu padi, semakin berisi semakin menunduk". Setiap orang yang dewasa imannya hendaknya semakin rendah hati. Tidak perlu berdebat dan merasa menang terhadap orang-orang yang masih lemah imannya. Tidak perlu juga mempercakapkan pendapat mereka dan mengumbar di depan orang lain.


Biarlah nasihat tersebut membuat kita semakin bijaksana dalam bersikap khususnya pada saat menerima saudara-saudara yang lemah imannya. Ketika mereka diterima dengan baik, akan terbuka kesempatan untuk bertobat dan mengalami transformasi hidup. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages