Memberi: Dari Tuhan Untuk Tuhan




Senin, 27 April 2020

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Taw 26-29

1 Tawarikh 29:16 (TB)  Ya TUHAN, Allah kami, segala kelimpahan bahan-bahan yang kami sediakan ini untuk mendirikan bagi-Mu rumah bagi nama-Mu yang kudus adalah dari tangan-Mu sendiri dan punya-Mulah segala-galanya.

Daud memegang prinsip yang kuat tentang kepenatalayanan dari Tuhan. Bukan saja jabatan dan kedudukan berasal dari Tuhan tetapi juga harta yang dipercayakan berasal dari Tuhan dan milik Tuhan.

Menuliskan tentang topik ini adalah sulit apalagi di saat pandemi corona di mana banyak orang sedang mengalami kesulitan. Di sisi lain banyak orang yang terulur tangannya menantikan pertolongan. Tetapi sesungguhnya hal ini adalah prinsip yang abadi tentang menabur dan menuai. Bahkan jika kita menabur di masa kering seperti saat ini, kita pasti akan menuai di kemudian hari.

Berikut ilustrasi tentang sikap orang dalam hal memberi.

1. Seperti batu
Batu menggambarkan sikap yang keras. Harta dan jabatan adalah usaha pribadi yang diusahakan dengan sangat keras. Itulah sebabnya harus pelit, tidak perlu membagi kepada orang lain. Prinsipnya adalah menumpuk kekayaan bagi diri sendiri, kesejahteraan seseorang tergantung usaha kerasnya dan tidak perlu memberi untuk orang lain. Apalagi memberi kepada Tuhan yang diyakini sebagai Pemilik alam semesta. Orang semacam ini tidak akan dapat memberi kecuali harus "dipecahkan" misalnya mengalami masalah atau bencana sampai menyadari bahwa harta bukanlah segala-galanya dan tidak ada artinya tanpa Tuhan.

2. Seperti spon
Spon menggambarkan sikap yang mudah menyerap air dan ketika ditekan akan mengeluarkan air. Sikap semacam ini pun masih terbatas karena merasa bahwa hartanya adalah milik pribadi dan hanya akan bisa menyerahkan sebagian kecil hartanya untuk orang lain. Ia dapat memberi dalam jumlah yang terbatas, misal membayar pajak, sumbangan, perpuluhan atau persembahan sekedarnya. Orang semacam ini dapat memberi bila ditekan oleh keadaan yang memaksa harus memberi, dibujuk untuk mendapatkan penghornatan atau mendapatkan pahala di Sorga.

3. Seperti sarang madu
Lebah-lebah setiap hari mengumpulkan sari madu dari bunga-bunga. Setelah terkumpul banyak, petani madu mengambil atau memanen madunya. Tidak ada lebah yang protes atau menyerang pengambil madu. Sebaliknya lebah-lebah kembali dalam aktifitas mengumpulkan madu, begitulah seterusnya.
Orang yang seperti ini memiliki keyakinan bahwa ia bisa bekerja karena Tuhan, semua yang didapatkan adalah milik Tuhan yang dipercayakan kepadanya. Jika Tuhan meminta atau mengambilnya, ia dengan senang hati memberikannya. Bahkan ia akan mempersembahkan yang terbaik seperti madu yang manis. Dengan demikian senantiasa merespon apa yang Tuhan perlukan dalam pekerjaan-Nya, apa yang sesama perlukan dalam kesulitan mereka tanpa diminta apalagi dipaksa.

Amsal 11:24 (TB)  Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.

Sebagai kesimpulan kita diberi kekuatan dan kesehatan adalah anugerah Tuhan, semua yang ada pada kita adalah milik Tuhan yang dipercayakan. Jika kita memberi yang terbaik, berkat Tuhan akan senantiasa mengalir laksana para lebah yang terus mengumpulkan madu. Jangan memberi hanya terbatas pada aturan misalnya pajak, sumbangan, persepuluhan atau persembahan. Tetapi serahkanlah dengan segenap hati sesuai dengan arahan Tuhan Sang Pemilik Harta. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages