Menjadi Imam Dalam Keluarga




Sabtu, 10 Maret 2018

Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 22-24

Yosua 24:15 (TB)  Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan seseorang Bapak yang memiliki banyak anak. Dengan bangga Bapak itu berkata bahwa ia adalah seorang ayah yang demokratis, yang membebaskan anak-anaknya menentukan keyakinannya dan jodoh bagi anak-anaknya. Akibat sikap Bapak ini, banyak anak dan menantunya, juga cucu-cucunya memeluk keyakinan lain, dan juga tidak sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan. Secara pribadi saya sedih, seandainya saja Bapak ini punya sikap yang benar berapa puluh orang terutama keluarganya akan diselamatkan dan hidup dalam rencana Tuhan.

Hari ini kita belajar dari Yosua, bukan hanya sebagai pemimpin yang disegani dan patut diteladani oleh orang Israel tetapi juga seorang pemimpin atau imam dalam keluarga. Seseorang berkata, seseorang yang layak untuk menjadi pemimpin sebuah bangsa atau kelompok masyarakat, adalah seseorang yang telah berhasil memimpin keluarganya.

Bagaimana sikap Yosua dalam memimpin?

1. Sikap demokratis untuk semua orang.
Demokratis artinya memberi kebebasan orang lain untuk menentukan pilihan. Namun Yosua tidak membiarkan kebebasan yang tanpa batas sehingga orang Israel meninggalkan Tuhan. Berulang kali ia mengajar dan mengingatkan supaya bangsa Israel setia kepada Tuhan dan beribadah kepada-Nya. Akibatnya bangsa Israel tetap berkomitmen dan beribadah kepada TUHAN.
Yosua 24:16, 18 (TB)  Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!
TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita."

2. Sikap teokrasi untuk keluarganya.
Teokrasi artinya memimpin berdasarkan prinsip-prinsip ilahi. Sebagai kepala dalam rumah tangganya, Yosua menjalankan fungsinya sebagai imam yang memimpin dalam beribadah, mengajarkan firman TUHAN dan membawa seluruh keluarganya beribadah kepada TUHAN. Yosua tidak bisa memaksa orang lain, tapi setidaknya ia memegang prinsip yang kuat dan mengajarkan jalan TUHAN kepada anak-anaknya untuk tetap setia kepada TUHAN. Dengan kata lain Yosua bisa dengan "otoriter yang halus" untuk membawa seluruh keluarganya beribadah kepada Tuhan.

Dalam aplikasinya bagaimana kita bersikap agar seluruh keluarga kita tetap beribadah kepada TUHAN?

1. Jangan memberi toleransi untuk tidak beribadah kepada TUHAN.
Apabila ada anggota keluarga atau anak-anak tidak beribadah segeralah mengingatkannya atau menegor dengan persuasif. Sebab jalan yang sesat selalu dimulai dengan sedikit berbelok. Selagi sedikit malas ke gereja, langsung saja diingatkan supaya tidak berubah menjadi kebiasaan yang meremehkan Tuhan dalam ibadah.

2. Pimpinlah dan bawalah seluruh anggota keluarga melakukan mezbah doa tiap hari.
Mezbah doa keluarga artinya membawa seluruh anggota keluarga berdoa dan juga mendengarkan firman Tuhan setiap hari atau secara berkala sesuai dengan kesepakatan bersama. Hal ini akan membentuk sebuah disiplin atau kebiasaan yang terus mengandalkan Tuhan.

3. Segera tangkal apabila ada pengajaran yang sesat.
Dalam pergaulan di dunia, tidak menutup kemungkinan anak-anak kita akan mendapat pengajaran yang salah dari orang lain atau temannya. Segera luruskan kembali dan jagai supaya mereka tidak bergaul dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan tidak baik.

Ada sebuah studi tentang 2 orang yang memiliki sikap yang berbeda dalam kurun waktu yang sama.

1. Max Jukes hidupnya memilih untuk menjadi seorang atheis dan menentang TUHAN. Dari 560 keturunannya; 300 orang mati sebagai pengemis, 150 orang menjadi penjahat, 7 orang diantaranya adalah pembunuh, 100 orang terkenal sebagai pemabuk dan lebih dari setengah keturunannya yang perempuan adalah pelacur.

2. Jonathan Edwards, seorang Kristen yang cinta TUHAN dan setia. Hidup pada tahun yang sama dengan Jukes, namun Jonathan Edwards tekun  belajar dan berkarya untuk kemuliaan nama TUHAN. Selain fasih banyak bahasa ia juga gigih memberitakan Injil.
Jonathan Edwards menikah dengan wanita muda yang saleh. Dari 1394 keturunananya ditelusuri: 295 orang lulus kuliah, 13 orang diantaranya menjadi rektor, 3 orang dipilih sebagai senator Amerika, 3 orang sebagai gubernur negara bagian, 30 orang menjadi hakim, 100 orang menjadi pengacara, 100 orang menjadi misionaris, pengkotbah dan penulis terkenal, 80 orang bekerja di kantor pemerintahan, 75 orang menjadi perwira angkatan bersenjata, 65 orang menjadi profesor, 3 orang menjadi walikota di kota-kota besar, 1 orang menjadi pengawas keuangan di departemen keuangan pemerintah, dan 1 orang menjadi wakil presiden Amerika Serikat.

Dengan demikian hari ini belajar bila seorang ayah takut akan Tuhan dan menjadi imam yang baik dalam keluarganya, maka keluarga dan keturunannya akan diberkati Tuhan dengan luar biasa. Haleluya. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages