Berdoa Sampai Sesuatu Terjadi



1 Raja-raja 18:42 (TB) Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.

Kisah doa Elia teramat menarik. Ia naik ke puncak gunung Karmel, menandakan dalam kesendirian bersekutu dengan Tuhan. Elia berdoa dengan sikap doa tehilah, membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya, para penafsir menyebutkan seperti doa sakit bersalin. Mengapa? Sebab Elia terbeban agar hujan kembali turun, sebab Israel dilanda kekeringan yang lama karena penyembahan berhala. Ia menangis dan bergumul menantikan datangnya hujan.

1 Raja-raja 18:43 (TB) Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.

Ayat 43 menyebutkan Elia berdoa sampai tujuh kali. Setiap kali ia berdoa bukanlah doa yang singkat, dengan menangis, mengerang, merasakan beban penderitaan bangsa Israel, menghabiskan energi. Dan tentu saja kepalanya pusing karena membungkuk dengan kepala di antara lututnya. Bayangkan hal itu dilakukan sampai tujuh kali. Tetapi ia tidak menyerah, terus berdoa sampai ia melihat jawaban doa mulai datang.

1 Raja-raja 18:44 (TB) Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."

Elia benar-benar seorang yang hidup dengan iman. Hanya dengan awan kecil sebesar telapak tangan, ia percaya hujan lebat segera datang.

Saudara, kalau saat ini doamu seakan-akan belum dijawab, jangan menyerah. Tetaplah berdoa sampai jawaban doa datang. Seringkali Tuhan melatih iman dan kesabaran kita. Berdoalah sampai sesuatu terjadi.


Together Impactful,
Ps. Budi Wikanto, MA

1 komentar:

Pages