Konsekuensi Sebuah Nazar



Jumat, 13 Maret 2020

Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 10-12

Hakim-hakim 11:35 (TB)  Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: "Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur." 
Nazar adalah janji yang telah diucapkan kepada Tuhan. Kita akan belajar kisah Yefta memenuhi nazarnya kepada Tuhan dan bagaimana ia harus berkorban demi memenuhi nazarnya.

1. Bernazar untuk mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan.
Hakim-hakim 11:30-31 (TB)  Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku,
maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."

2. Sesuatu terjadi yang mungkin menghalangi nazar.
Ternyata yang keluar pertama kali dari rumahnya adalah anak tunggalnya, yaitu anak gadisnya yang menyongsong Yefta setelah mengalahkan bani Amon. Ini menjadi sebuah dilema, bahkan menjadi tantangan untuk menepati sebuah nazar.
Hakim-hakim 11:34 (TB)  Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan.

3. Yefta berkorban demi mentaati nazarnya kepada Tuhan.
Hakim-hakim 11:35 (TB)  Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: "Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur." 
Hakim-hakim 11:39 (TB)  Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu; jadi gadis itu tidak pernah kenal laki-laki. Dan telah menjadi adat di Israel,

Dari kisah tersebut kita belajar bagaimana konsekuensi sebuah nazar atau janji kepada Tuhan hanyalah satu yaitu ditaati. Sekalipun harus berkorban bahkan mengorbankan yang paling berharga dalam hidupnya. Nazar kepada Tuhan bukanlah perkataan main-main yang dengan mudah dilupakan atau dilalaikan melainkan untuk ditaati.

Mazmur 76:12 (TB) Bernazarlah dan bayarlah nazarmu itu kepada TUHAN, Allahmu! Biarlah semua orang yang di sekeliling-Nya menyampaikan persembahan kepada Dia yang ditakuti.

Kisah lain dialami oleh Yakub ketika bernazar kepada Tuhan.
Kejadian 28:20-22 (TB)  Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."


Mari kita ingat kembali setiap nazar atau janji yang telah kita ucapkan di hadapan Tuhan. Apakah masih ada yang belum kita genapi? Jika belum selama Tuhan masih berikan kesempatan, marilah kita taati sekalipun harus berkorban, bahkan mengorbankan yang terbaik dari kehidupan kita. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages