Komitmen Beribadah




Senin, 9 Maret 2020

Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 22-24

Yosua 24:24 (TB)  Lalu jawab bangsa itu kepada Yosua: "Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan."

Yosua menyadari bahwa bangsa Israel mudah untuk berubah setia dari Tuhan, baik selama perjalanan di padang gurun maupun sesudah memasuki tanah Kanaan. Itulah sebabnya saat-saat terakhir sebelum Yosua mati, ia mengumpulkan seluruh bangsa Israel dan memperbaharui komitmen mereka kepada Tuhan.

1. Yosua adalah pemimpin yang menjadi teladan.
Yosua tidak menekankan pada keharusan, tetapi lebih dahulu menjadikan diri dan keluarganya sebagai teladan bagi bangsa Israel dalam beribadah kepada Tuhan.
Yosua 24:15 (TB)  Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

2. Komitmen dalam beribadah adalah persoalan hati bukan peraturan.
Memang benar hukum Taurat memberi perintah agar kita menguduskan hari Sabat dan beribadah kepada Tuhan. Jika dasar ibadah kita adalah perintah atau hukum, maka kita bisa menjadi orang Kristen agamawi atau beribadah karena takut dan akhirnya menjadi beban.
Akan tetapi jika motivasi beribadah berdasarkan cinta kepada Tuhan, cinta kepada rumah Tuhan, maka ibadah akan mendatangkan sukacita dan tidak ada hal yang lain yang bisa menggantikannya. Bila hati kita sudah berpaut kepada Tuhan, tidak ada satu pun yang dapat memisahkan kita dari persekutuan dengan Tuhan.
Roma 8:38-39 (TB)  Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Beberapa orang yang "low komitmen" telah menggantikan ibadah dengan berbagai alasan lain. Ada yang telah menggantikan ibadah dengan kesibukan pekerjaan, rekreasi, urusan rumah tangga, hobby, istirahat atau hal-hal yang tidak perlu dan diada-adakan. Hal ibadah adalah persoalan hati. Bila kita mengasihi Tuhan maka kita akan mengorbankan apapun demi beribadah kepada Tuhan.
1 Timotius 6:6, 11 (TB)  Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.


Kiranya renungan ini mengingatkan komitmen atau kasih kita yang mula-mula kepada Tuhan dan menjadikan kita semakin setia dan komitmen dalam beribadah kepada Tuhan. Selamat beraktitifas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages