Ketaatan Memenuhi Nazar




Kamis, 14 Maret 2019

Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 10-12

Hakim-hakim 11:35 (TB)  Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: "Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur." 

Salah satu musuh bangsa Israel adalah bani Amon. Para tua-tua Gilead mengangkat Yefta menjadi kepala dan panglima mereka. Meskipun Yefta lahir dari perempuan sundal, tetapi ia memiliki kehidupan rohani yang baik. Ia sering melakukan ibadah di Mizpa di Gilead untuk menyembah Tuhan.

Yefta bernazar kepada Tuhan bila berhasil mengalahkan bani Amon.
Hakim-hakim 11:30-31 (TB)  Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."

Yefta berperang melawan bani Amon dan Tuhan menyerahkan bani Amon ke dalam tangannya. Tetapi ketika Yefta sampai ke rumahnya ternyata yang keluar pertama kali adalah anak perempuannya, anak yang tunggal, satu-satunya, tidak ada saudara laki-lagi atau saudaranya perempuan. Sebagai ayah, tentulah hati Gilead hancur luluh lantak. Tetapi Yefta tidak dapat menarik nazarnya di hadapan Tuhan dan memutuskan untuk memenuhi nazarnya sekalipun harus mengorbankan anak tunggalnya menjadi korban bakaran bagi Tuhan.

Apakah yang kita bisa pelajari dari kisah tersebut?

1. Ketaatan membayar nazar sekalipun harus mengorbankan yang paling berharga dalam hidupnya.
Nazar adalah janji di hadapan Tuhan untuk melakukan sesuatu atau mempersembahkan sesuatu.

2. Mintalah hikmat dalam mengucapkan nazar, janganlah terburu-buru sebab nazar yang telah diucapkan tidak dapat ditarik kembali.
Mungkin dalam pemikiran Yefta yang keluar dari rumahnya adalah lembu sapi atau kambing domba. Dia tidak mengira sama sekali yang akan keluar dari rumahnya adalah anaknya yang tunggal. Dan sesungguhnya mana ada lembu sapi atau kambing domba yang tinggal di rumah, pastilah ada di kandang. Jadi pastinya yang akan keluar dari rumahnya adalah anggota keluarganya. Jadi berdoalah sungguh-sungguh dan meminta hikmat Tuhan dalam hal nazar yang diucapkan.

Apapun yang terjadi kita belajar ketaatan Yefta dalam memenuhi nazarnya di hadapan Tuhan. Jika kita telah bernazar, jangan lupa untuk mentaatinya. Jika kita telah berjanji untuk hidup berjemaat dalam sebuah gereja lokal, tetaplah setia sekalipun mengalami banyak perkara yang menguji kesetiaan kita. Tetaplah setia kepada Tuhan, dan Tuhan memberkati kita sekalian. Amin. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages