Pengharapan Teguh Di Sorga


Sabtu, 15 Desember 2018

Bacaan Alkitab Setahun: Ibrani 4-6

Ibrani 6:19-20 (TB)  Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

Salah satu kisah yang viral di tahun 2018 adalah Aldi, pemuda berusia 18 tahun dari Minahasa Utara yang terapung-apung di tengah laut selama 49 hari. Sehari-harinya Aldi bertugas menjaga rakit (rompong) di lepas pantai. Rompong adalah rakit penangkap di tengah laut. Karena tiuapan angin yang kuat di malam hari, mengakibatkan tali yang menghubungkan rakitnya ke sauh (jangkar) di dasar laut menjadi putus.

Aldi mencoba bertahan hidup dengan makanan yang ada di rakitnya, namun hanya cukup untuk seminggu. Ia terpaksa makan ikan mentah dan minum air laut, ia mencoba meminta pertolongan tetapi tidak ada kapal yang mau merespon karena tidak mengerti bahasanya. Ia hampir putus ada dan berpikir mau menceburkan diri ke laut.

Dalam kesaksiannya, Aldi berkata salah satu yang membuat ia tetap kuat adalah membaca Kitab Injil yang ia bawa di rakitnya. Petualangan Aldi berakhir ketika ada kapal berbendera Panama pada 31 Agustus 2018 merespon teriakan Aldi, "Help, help, help!, di dekat Pulau Guam di Samudera Pasific. Aldi diselamatkan dan di bawa ke kedutaan Indonesia di Jepang.

Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Aldi tersebut?

1. Pengharapan di dunia adalah sementara.
Bila kita menaruh pengharapan kita kepada materi, jasmani atau segala yang di dunia suatu saat akan kecewa atau putus asa. Jangan menaruh pengharapan kepada manusia, kekuatan, kekayaan, kedudukan, pekerjaan, pendidikan, pengalaman atau relasi. Seperti kisah Aldi, tali yang mengikat rompongnya ke bawah bisa putus, makanan bisa habis bahkan di saat berteriak minta tolong, tak ada yang merespon.

2. Pengharapan ke Sorga membuat kita tetap kuat.
Ayat tersebut di atas menyatakan bahwa pengharapan kita seperti sauh yang dilabuhkan di belakang tabir di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis kita. Ini artinya pengharapan kita harus dilabuhkan ke atas (ke Sorga), bukan ke bawah supaya kita tetap teguh berdiri melewati berbagai pergumulan dalam hidup. Demikian juga di saat hampir putus asa karena kondisi fisiknya melemah dan tak ada orang yang mau menolong, Aldi tetap membaca Firman Tuhan dan mendapatkan iman serta kekuatan yang baru. Ia percaya bahwa pertolongan Tuhan pasti tepat pada waktunya.

Marilah kita menaruh pengharapan kita di Sorga di mana Yesus ada di sana. Jangan menaruh pengharapan kita kepada dunia yang hanya sementara. Tuhan memberkati. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages