Karunia Rohani




Senin, 25 Nopember 2019

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Kor 10-12

1 Korintus 12:31 (TB)  Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.

Paulus menyebutkan beberapa karunia rohani dalam 1 Kor 12:28-31. Karunia-karunia rohani tersebut adalah  sebagai rasul, sebagai nabi, sebagai pengajar, untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, untuk berkata-kata dalam bahasa roh dan untuk menafsirkan bahasa roh.

Seringkali hal ini menjadi perdebatan, apakah karunia rohani berasal dari Allah atau usaha manusia? Apakah karunia rohani diperoleh secara pasif atau aktif? Salahkah jika kita meminta karunia rohani dari Tuhan? Benarkah Tuhan hanya memberi karunia rohani kepada orang yang dikehendaki-Nya? Benarkah karunia rohani bisa hilang?

1. Karunia rohani berasal dari Allah
Roma 11:36 (TB)  Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Kita percaya bahwa karunia rohani berasal dari Allah karena berbicara tentang hal-hal rohani. Allah adalah sumber rohani untuk mengerjakan hal-hal rohani. Tidak mungkin karunia rohani berasal dari kekuatan manusia atau iblis karena hal itu akan menjadi pertentangan dengan Allah. Iblis hanya bisa menipu manusia dengan memberikan kuasa atau pengaruh seakan-akan karunia rohani padahal hal itu adalah kuasa kegelapan. Lihatlah para ahli tenung membuat ular-ular kecil dari tongkatnya hendak menyamai Tuhan yang menjadikan tongkat Musa menjadi ular besar. Akhirnya ular besar dari tongkat Musa memakan habis ular-ular kecil.
Ujilah setiap karunia rohani dengan firman Tuhan supaya kita tidak mudah tertipu oleh kharisma atau karunia yang dimiliki seseorang.

2. Cara menerima karunia rohani.
Karunia rohani diperoleh dengan cara pasif (penunjukkan langsung dari Tuhan) atau dengan cara aktif (meminta dan memaksimalkan karunia yang sudah diberikan).

A. Dengan cara pasif
Kita melihat di Alkitab ada tokoh-tokoh yang menerima karunia rohani bukan karena mereka meminta, tetapi dipanggil dan ditetapkan oleh Tuhan. Misalnya Musa saat ia menggembalakan kambing domba di Midian diberikan karunia untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Daud ketika masih remaja dan menggembalakan kambing domba dipanggil Tuhan untuk menjadi raja bagi bangsa Israel. Bahkan Saulus yang sedang dalam usaha menganiaya jemaat dipanggil menjadi rasul. Secara pasif yang dimaksud tidak ada permohonan atau usaha aktif untuk mendapatkan karunia yang diinginkan.

B. Dengan cara aktif
Yang dimaksud memperoleh karunia secara aktif terjadi apabila kita memaksimalkan karunia yang sudah ada sehingga menemukan karunia baru sebagai upah atas kesungguhan kita dalam mengembangkan karunia sebelumnya. Bisa juga kita meminta karunia seperti yang dikehendaki-Nya seperti ketika Salomo meminta karunia hikmat untuk memimpin bangsa Israel yang sangat besar.
Dalam perumpamaan tentang talenta, justru Tuhan mengambil satu talenta dari seorang yang hanya menimbun atau menyimpan talenta di dalam tanah dan memberikannya kepada yang lain yang bisa melipatkangandakan talentanya. Bila seseorang tidak mengembangkan karunia rohaninya, Tuhan akan mengambilnya dan memberikannya kepada orang lain.
Jadi cara aktif yang dimaksud bukan memaksa Tuhan untuk memberikan karunia yang kita mau, tetapi meminta kepada Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya (berserah) dan aktif dalam mengembangkan karunia yang ada sehingga memperoleh bonus atau karunia rohani yang lain.
1 Korintus 14:1 (TB)  Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.

3. Karunia rohani diberikan untuk tujuan ilahi.
1 Korintus 12:11 (TB)  Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Tujuan Allah memberikan karunia rohani adalah untuk pekerjaan-Nya.
Dalam 1 Korintus 12, Allah mengajarkan tentang tubuh Kristus. Kristus adalah kepala dan jemaat adalah tubuh-Nya. Allah memberikan karunia secara spesifik kepada anggota tubuh supaya bisa melayani satu dengan yang lain. Karunia rohani bukan untuk kesombongan, dipuji, ketenaran atau kehebatan seseorang. Karunia rohani diberikan Tuhan supaya kita bisa melayani Tuhan dan sesama lebih efektif dan berdampak.

4. Tanggung jawab mengembangkan karunia rohani.
Kita percaya bahwa setiap orang pasti diberikan oleh Allah minimal satu karunia rohani. Sebab kita adalah anggota tubuh Kristus, dengan karunia rohani kita akan berfungsi dalam pelayanan. Dalam perumpamaan tentang talenta Allah mempercayakannya sesuai kesanggupan masing-masing, minimal dipercayakan satu talenta. Karena karunia rohani diberikan atau dipercayakan maka suatu saat kita harus mempertanggungjawabkan karunia rohani tersebut di hadapan Tuhan.

A. Mengerti karunia apa yang Tuhan berikan kepada kita.
Untuk mengerti karunia rohani yang Tuhan percayakan, bagian kita adalah
- berdoa dan bertanya kepada Tuhan.
- meneliti passion (gairah rohani) dan kesukaan terhadap suatu bidang pelayanan.
- minta bimbingan dan arahan dari pemimpin atau hamba Tuhan supaya dapat menempatkan kita dalam pelayanan sesuai dengan karunia rohani.

B. Melakukan dan mengembangkan karunia rohani.
Karunia rohani akan bekerja jika dipraktekkan dan akan semakin tajam bila diasah atau dikembangkan.
- jangan takut untuk mempraktekkan karunia rohani, misal untuk memimpin atau berdoa untuk kesembuhan orang sakit.
- terus belajar dari buku-buku tentang karunia rohani.
- belajar dari orang lain yang telah berhasil dalam mengembangkan karunia rohaninya.


Demikianlah renungan kita tentang karunia rohani. Marilah kita mengerti karunia rohani apa yang Tuhan berikan kepada kita dan dengan penuh tanggung jawab mempraktekkan dan mengembangkannya dalam pelayanan. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages