Dibaptis Ulang ... Bolehkah?


Rabu, 14 November 2018

Bacaan Alkitab Setahun: Kis PR 19-21

Kisah Para Rasul 19:5 (TB)  Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.

Perdebatan tentang baptisan masih berlangsung sampai saat ini. Ada yang mengatakan bahwa bila kita mengulang baptisan berarti tidak menghargai atau mempermainkan Tuhan. Ada pula yang mengatakan baptisan bukan menyelamatkan jadi tidak perlu diulang.

Paulus berjumpa dengan murid-murid di Kota Efesus, ternyata mereka telah menerima baptisan Yohanes.
Kisah Para Rasul 19:4 (TB)  Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
Setelah mendengar perkataan Paulus mereka memberi diri dibaptis dalam nama Yesus.

Kisah di atas membuktikan bahwa ada baptisan ulang.
Jadi dalam hal apa baptisan bisa diulang?

1. Bila baptisan dilakukan di waktu bayi.
Alkitab mengajarkan bahwa anak-anak diserahkan atau didedikasikan kepada Tuhan.
Lukas 2:22 (TB)  Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan.
Sedangkan baptisan diperuntukkan kepada seseorang yang sudah mengerti arti pertobatan dan mengambil keputusan dengan sadar.

2. Bila baptisan dilakukan bukan dengan cara diselamkan.
Kata baptisan dalam bahasa Yunani "baptizo" yang artinya
a. Menutupi semuanya dengan cairan
b. Memasukkan sesuatu dalam cairan kemudian mengeluarkan lagi
c. Basah kuyub.
Dari pengertian tersebut baptisan yang Alkitabiah adalah dengan diselamkan.
Hal ini sesuai dengan semua cara baptisan baik yang diterima Tuhan Yesus di Sungai Yordan maupun semua kisah pembaptisan yang tertulis di Kisah Para Rasul.

Matius 3:16 (TB)  Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya.

Kisah Para Rasul 8:38-39 (TB)  Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.
Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.

Secara pribadi saya dibaptis secara selam tanggal 16 Januari 1994, walaupun pada waktu bayi sudah dibaptis bukan dengan cara selam. Keputusan diambil setelah mendapatkan pengajaran yang benar untuk menggenapkan seluruh kehendak Allah. Baptisan air bukanlah upacara yang diatur oleh tata gereja, melainkan oleh Alkitab. Jadi sudah seharusnya kita menempatkan standar Alkitab di atas standar tata cara gereja.
Tuhan memberkati. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages