Sikap Pada Masa Perkabungan

 



Rabu, 6 September 2023


Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 22-24


Yehezkiel 24:17 (TB)  Diam-diam saja mengeluh, jangan mengadakan ratapan kematian; lilitkanlah destarmu dan pakailah kasutmu, jangan tutupi mukamu dan jangan makan roti perkabungan."


Yehezkiel sebagai nabi mengalami segala hal yang Tuhan kehendaki untuk menyampaikan kehendak Tuhan kepada umat-Nya. Salah satu yang menyedihkan ketika Tuhan menghendaki kematian istri Yehezkiel sebagai lambang kejatuhan Israel. (Yehezkiel 24:15-27)


Yehezkiel 24:16 (TB)  "Hai anak manusia, lihat, Aku hendak mengambil dari padamu dia yang sangat kaucintai seperti yang kena tulah, tetapi janganlah meratap ataupun menangis dan janganlah mengeluarkan air mata.


Perkabungan adalah keadaan yang sangat menyedihkan karena berpisah jiwa raga dengan orang yang dicintai. Sangat dipahami bahwa keluarga yang ditinggalkan larut dalam dukacita. Tetapi ada beberapa sikap yang perlu dipahami supaya tidak terus-menerus berlarut dalam dukacita yang mendalam.


1. Diam-diam saja mengeluh.


Mengeluh kepada Tuhan atau menyampaikan suasana kesedihan hati kepada Tuhan adalah hal yang wajar. Namun mengeluh dalam hal ini dibatasi oleh sikap yang tenang yaitu dengan diam, artinya tidak ditunjukkan secara vulgar kepada banyak orang.


2. Jangan mengadakan ratapan kematian.


Bangsa Israel dari sejak semula bahkan sebagian sampai hari ini masih menggunakan orang lain (menyewa) untuk meratap atau menyanyikan ratapan. Ini dimaksudkan agar suasana duka semakin terasa dalam perkabungan. Dalam masa perkabungan sekarang sebaiknya menangis dan meratap sewajarnya, tidak perlu dibuat-buat dan dengan sengaja dipertontonkan kepada orang lain.


3. Berpenampilan yang wajar.


"Lilitkanlah destarmu dan pakailah kasutmu, jangan tutupi mukamu."

Destar adalah pengikat kepala. Pada masa perkabungan bangsa Israel tidak mengenakan destar sehingga rambutnya terurai, tidak menggunakan alas kaki bahkan menutupi mukanya. Nasihat perkabungan di masa sekarang adalah kenakanlah penampilan yang wajar, jangan mengenakan pakaian yang terlalu mencolok supaya dilihat orang bahwa sedang berkabung.


4. Menjaga kekudusan.


Roti perkabungan untuk diri mereka sendiri (keluarga yang berkabung), apabila makan roti perkabungan menjadi najis. Ini adalah tradisi bangsa-bangsa lain yang diadopsi oleh bangsa Israel. Sekalipun dalam masa berkabung tetaplah menjaga hati dalam kekudusan. Jauhilah tradisi dalam perkabungan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan sehingga menjadikan diri berdosa di hadapan Tuhan.


Hosea 9:4 (TB)  Mereka tidak akan mempersembahkan korban curahan anggur kepada TUHAN dan korban-korban sembelihan mereka tidak akan menyenangkan hati-Nya. Roti mereka adalah seperti roti perkabungan, semua orang yang memakannya akan menjadi najis, sebab roti mereka adalah untuk dirinya sendiri, tidak boleh dibawa ke dalam rumah TUHAN. 


Demikianlah kita belajar menjaga sikap dalam masa perkabungan. Dukacita dan kesedihan adalah hal yang sangat manusiawi, tetapi janganlah berlarut-larut dalam sikap dan dukacita yang mendalam. Tuhan sumber kekuatan dan penghiburan senantiasa menyertai keluarga yang ditinggalkan. Tuhan Yesus memberkati. (PBW)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages