Mengambil Keuntungan Yang Wajar




Jumat, 7 Pebruari 2020

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 25-27

Imamat 25:14 (TB)  Apabila kamu menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kamu merugikan satu sama lain.

Perintah Tuhan yang diberikan kepada umat-Nya bertujuan untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan sesamanya. Begitu detailnya sehingga tentang keuangan dan perdagangan pun diatur di dalamnya.

Salah satu prinsip jual beli yang Alkitabiah adalah mengambil keuntungan yang wajar. Apakah maksudnya?

1. Persaingan harga yang sehat.
Maksudnya dalam hal ini tidak menjual dengan harga terlalu tinggi atau terlalu rendah. Jika terlalu tinggi akan merugikan pembeli sedangkan jika terlalu rendah akan merugikan pedagang yang lain sebab dagangan kompetitor menjadi kurang laku. Pembeli datang karena berkat Tuhan, bukan karena membanting harga.

2. Jangan menawar terlalu rendah.
Setiap pembeli berhak untuk menawar tetapi jangan menggunakan kesempatan ini untuk menawar serendah-rendahnya sehingga penjual menjadi tidak untung atau menjadi rugi demi dagangannya terjual. Janganlah bangga apabila bisa menawar sampai harga terlalu murah.

3. Jangan menggunakan kepercayaan untuk mengambil keuntungan yang tinggi.
Pada umumnya apabila sudah percaya misal saudara atau pelanggan yang tetap akan cenderung percaya kepada harga yang ditawarkan. Jangan karena hal ini kemudian mengambil untung sebanyak-banyaknya sehingga merugikan pelanggan.


Dalam berdagang boleh mengambil untung tetapi secara wajar, jangan sampai merugikan orang lain baik penjual maupun pembeli. Bagi Anda yang berbisnis, jadikanlah prinsip tersebut sebagai acuan dalam berbisnis sehingga kita menjadi berkat bagi relasi bisnis kita. Tuhan memberkati, greater blessing. (Ps.BW)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages