Nubuatan Nabi Benar VS Nabi Palsu



Senin, 19 Agustus 2019

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 25-27

Yeremia 27:14-15 (TB)  Janganlah dengarkan perkataan nabi-nabi yang berkata kepadamu: Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu.
Sebab Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi mereka bernubuat palsu demi nama-Ku, sehingga kamu Kucerai-beraikan dan menjadi binasa bersama-sama dengan nabi-nabi yang bernubuat kepadamu itu."

Yeremia adalah nabi yang benar di hadapan Tuhan, ia menyampaikan nubuatan tentang apa yang Tuhan rencanakan atas Yehuda. Memang nubuatannya tidak enak didengar oleh telinga yaitu bahwa Yehuda akan takluk dibawah kerajaan Babel selama 70 tahun, bait Allah akan menjadi reruntuhan dan seluruh perkakasnya akan diangkut ke Babel.

Dari pihak Yehuda bermunculan nabi palsu yang menubuatkan berlawanan dengan kehendak Tuhan yaitu "Janganlah kamu takluk kepada raja Babel".
Apa yang kita bisa pelajari dari kisah tersebut?

1. Nabi yang benar bukan hanya menubuatkan hal yang baik, tetapi menyampaikan apa yang Tuhan mau kerjakan, apakah hal yang baik maupun buruk.
Hal yang baik apabila umat-Nya takut akan Tuhan dan tidak menyimpang dari jalan-jalan-Nya. Tetapi hal yang buruk jika mereka menyimpang dari jalan Tuhan. Dalam hal ini bangsa Yehuda telah menyimpang jauh dari hadapan Tuhan karena mereka telah melakukan penyembahan berhala sehingga Tuhan menyerahkan mereka ke tangan raja Babel.

2. Nabi palsu menyampaikan nubuatan yang bukan dari Tuhan untuk memuaskan telinga pendengarnya.
Semua orang pasti ingin mendengar kabar baik, bukan kabar buruk. Dalam hal ini nabi-nabi palsu menggunakan kesempatan ini untuk mendapat hati dari bangsa Yehuda. Tentu bangsa Yehuda tidak mau takluk dibawah raja Babel, sehingga nabi-nabi palsu menubuatkan "jangan takluk kepada raja Babel".

Dalam perkembangan pelayanan kenabian saat ini, ada orang-orang yang mengaku nabi yang sebenarnya bukan sungguh-sungguh mendapatkan suara Tuhan tetapi suaranya sendiri yang hanya menubuatkan hal-hal yang enak didengar telinga. Sebagai contoh misalnya orang yang hidup dalam dosa bukannya ditegur supaya bertobat tetapi malah dihalusinasi dengan nubuatan tentang berkat. Itulah sebabnya ada sebagian orang Kristen di gereja masih hidup dalam dosa, tetapi mereka melayani Tuhan dengan tidak ada perasaan bersalah.

Jadi bagaimana kita menyikapi fenomena tersebut?
1. Nubuatan nabi yang benar berasal dari Tuhan bukan dari dirinya sendiri. Kita harus mengkonfirmasi dengan firman Tuhan, apakah nubuatannya Alkitabiah. Jika ada nubuatan yang bertentangan dengan firman Tuhan berarti nubuatan palsu.
2. Kita harus mengevaluasi diri sendiri, jika menerima nubuatan bagaimana keadaan kita apakah layak menerima nubuatan tersebut. Jika nubuatannya berupa teguran, apakah ada dosa dalam hidup kita. Jika nubuatannya berupa berkat, apakah hidup kita sudah sesuai dengan firman Tuhan?

Pelayanan kenabian terus berlangsung sampai dengan akhir zaman, tetapi kita harus bijaksana menyikapinya. Jangan percaya kepada nubuatan nabi palsu, sebaliknya percaya kepada nubuatan nabi yang benar sekalipun berupa teguran. Selamat beraktifitas. Tuhan memberkati. (Ps.BW)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages