Perceraian



Selasa, 8 Oktober 2019

Bacaan Alkitab Setahun: Maleakhi 1-2

Maleakhi 2:14 (BIMK)  Kamu bertanya mengapa Ia tidak mau menerimanya. Oleh karena TUHAN tahu kamu tidak setia kepada wanita yang kamu nikahi di masa mudamu. Wanita itu kawan hidupmu, tetapi kamu telah mengkhianati dia, walaupun di depan Allah kamu telah berjanji untuk tetap setia kepada-Nya.

Dalam suatu sessi konseling pranikah, calon mempelai bertanya, "Bolehkah orang Kristen bercerai? Dan mengapa ada pasangan Kristen bercerai?" Tentang pertanyaan tersebut berikut seputar jawabannya.

1. Tuhan menghendaki agar kita setia memegang janji pernikahan dalam segala keadaan.

Ketika kedua mempelai menerima pemberkatan nikah, mereka berjanji di hadapan Tuhan dan jemaat untuk bersedia merawat, menghormati, melayani dan setia dalam suka maupun duka, dalam sehat maupun sakit, dalam kelimpahan maupun kekurangan. Tentang hal ini 
Maleakhi 2:16 menegaskan agar suami istri setia dalam janji pernikahan mereka. Apapun keadaannya harus tetap setia dan mempertahankan rumah tangga yang dibangun di dalam Tuhan. Percayalah pasti ada mujizat dan jalan keluar untuk setiap persoalan, termasuk masalah-masalah dalam hubungan suami istri.

2. Kesatuan suami istri adalah kesatuan daging dan roh.

Maleakhi 2:15 (FAYH)  Pada waktu kamu menikah, kamu dipersatukan dengan istrimu oleh TUHAN. Dalam rencana Allah yang bijaksana, kamu berdua dipandang-Nya sebagai satu kesatuan. Dan apakah yang diingini-Nya dari persatuan itu? Anak-anak yang taat kepada TUHAN. Karena itu, jagalah nafsu berahimu! Setialah kepada istri masa mudamu.

Kesatuan roh tidak mungkin dipisahkan oleh manusia. Itulah sebabnya tugas suami dan istri adalah menjaga nafsu berahinya agar tidak selingkuh dan tetap setia dengan istrinya.

3. Tuhan membenci perceraian.

Maleakhi 2:16 (BIMK)  "Aku benci perceraian," kata TUHAN Allah Israel. "Aku benci kalau salah seorang dari kamu berbuat sekejam itu terhadap istrinya. Maka jagalah dirimu dan jangan sekali-kali mengkhianati istrimu."

Menceraikan pasangan adalah tindakan yang kejam yang dibenci Tuhan.

Matius 19:6 (TB)  Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Lembaga manusia yang menceraikan bukan Tuhan. Musa yang saat itu menjadi hakim bagi bangsa Israel, didesak oleh ketegaran hati (keinginan yang kuat) dari bangsa Israel sehingga memberi surat cerai. Dalam kasus perceraian, diputuskan oleh pengadilan negara, bukan oleh gereja apalagi Tuhan.

Matius 19:7-9 (TB)  Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

Kalimat "kecuali karena zinah" harus dipahami dengan bijaksana, artinya tidak serta merta karena tuduhan berzinah langsung cerai, apalagi tidak dengan bukti yang kuat atau berdasarkan fitnah. Dalam sebuah masalah keluarga, kesalahan pasti ada andil dari suami dan istri. Tentang seorang istri yang berzinah, pasti ada penyebab dari suami sebelumnya atau sebaliknya.

Perhatikan sebuah kasus ini, seorang suami meninggalkan istrinya, berzinah dan menceraikan istrinya melalui pengadilan agama. Karena secara legal istrinya tidak mungkin mengharapkan suaminya kembali (sudah menjadi suami wanita lain), istri ini punya pilihan untuk menikah lagi. Pelayanan yang didapatkan bukan pemberkatan nikah melainkan peneguhan nikah, yaitu doa pernikahan di rumah dan surat dari gereja yang dapat digunakan untuk mengurus pencatatan sipil. Semua kejadian tersebut bukan rancangan Allah dari sejak semula, tetapi hikmat dengan tujuan istri yang sudah menjadi janda tidak jatuh dalam dosa perzinahan. Walaupun Paulus menulis lebih baik bertahan dalam kondisinya sebagai janda.
1 Korintus 7:40 (TB)  Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah.

Jadi sebenarnya perselingkuhan tidak harus diakhiri dengan perceraian, tetapi masih ada harapan terjadinya pengampunan dan pemulihan. 

Perceraian pasangan Kristen yang menjadi artis atau tokoh publik seringkali menimbulkan opini di masyarakat bahwa pasangan Kristen boleh bercerai. Tetapi sesungguhnya sesuai dengan firman Tuhan, Tuhan membenci perceraian dan apa yang telah dipersatukan Tuhan tidak dapat diceraikan oleh manusia. Oleh sebab itu suami istri hendaknya tetap setia memegang janji pernikahannya dan menjaga perilakunya. Perceraian bukan jalan keluar yang terbaik, sebaliknya pengampunan dan pemulihan itulah yang dikehendaki Tuhan. Tuhan memberkati. (Ps.BW).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages