Pelayanan Tentmaker



Senin, 13 Nopember 2017

Kisah Para Rasul 18:3-4 (TB) Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.
Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.

Paulus berjumpa dengan Priskila dan Akwila di Korintus. Pada mulanya mereka bertemu dalam hubungan bisnis karena mereka adalah tukang (pembuat) tenda. Namun Paulus bekerja sebab ia mempunyai misi. Dalam pekerjaannya selain berguna untuk menyokong pemberitaan Injil juga sebagai jembatan penginjilan kepara para profesional. Pada akhirnya Priskila dan Akwila percaya kepada Yesus dan bersama-sama memberitakan Injil.

Istilah pelayanan tentmaker adalah orang-orang yang bekerja tetapi juga melayani dengan sedikit atau tanpa dana dari gereja. Mereka adalah pengusaha, karyawan, profesional atau pelajar yang melayani di tengah-tengah kesibukan mereka. Kini kita juga mengenal istilah volunter atau pekerja sukarela adalah merefleksikal pelayanan tentmaker ini. Sesungguhnya pelayanan tentmaker bukan hanya di dalam gereja tetapi juga di luar gereja di mana mereka bisa menjangkau komunitas bisnis atau studi mereka bagi Tuhan. Jadi pelayanan yang sesungguhnya tidak dibatasi di dalam tembok gereja.

Tiga alasan mengapa Tuhan memakai pelayanan tentmaker bagi gereja-Nya:

1. Kredibilitas (Bisa dipercaya)
Dia mengatakan dua kali (1 Kor 9:12; 2 Kor 6:03 dst) bahwa dia bekerja agar tidak menempatkan "hambatan" di jalan Injil sehingga pesan dan motivasi tidak akan menjadi kecurigaan kepada bangsa-bangsa. Paulus memberitakan Injil dengan maksud yang tulus bukan untuk mengumpulkan kekayaan, justru keuntungan yang didapat dari pekerjaannya digunakan untuk pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil dibungkus dengan profesi sehingga orang yang belum percaya tidak langsung menolak kedatangan Paulus.

2. Identifikasi.
Kelas sosial dan pendidikan Paulus membuatnya dihormati oleh kelas atas dimana-mana. Tapi lebih sulit bagi Paulus untuk menyamakan diri dengan kelas pekerja, sehingga dia bekerja manual untuk mencari nafkah sendiri (1 Kor 9:19 dst)
Paulus yang berpendidikan tinggi rela menjadi tukang tenda karena 80% penduduk di Kekaisaran Romawi adalah budak. Persamaan kelas sosial ini membuat Paulus dengan mudah diterima oleh orang lain.

3. Menjadi contoh. 
Paulus menulis, "kami berusaha dan berjerih payah siang dan malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun diantara kamu "(2 Tes 3:8-9).
Orang-orang yang diselamatkan membutuhkan figur sebagai teladan. Dengan melihat kehidupan Paulus, mereka termotivasi bekerja secara profesional dan giat dalam melayani Tuhan.

Bila para pengusaha, karyawan, profesional dan pelajar di gereja menempatkan diri dalam pelayanan tentmaker ini, maka gereja akan mengalami relasi dengan dunia dan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pelayanan sesungguhnya adalah di luar tembok gereja di mana kita bisa menjangkau banyak orang melalui profesi kita. Selamat bekerja dan melayani Tuhan. (Ps.BW)

posted from Bloggeroid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages