Menabur Di Masa Kekurangan



Sabtu, 29 Juni 2019

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 126-130

Mazmur 126:5-6 (TB)  Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Hukum tabur tuai adalah hukum universal yang Tuhan berikan di muka bumi. Layaknya menabur benih tanaman akan bertumbuh dan berbuah, demikian juga menabur harta dan kebaikan akan menuai hasilnya.

1. Menabur di masa kekurangan.
Pada umumnya ketika masa kekurangan akan menghemat dan tidak terpikirkan untuk menabur. Berbeda halnya masa kelimpahan, menabur dan memberikan berkat seringkali tidak terasa.
Mazmur 126:5-6, menyebutkan menabur dengan mencucurkan air mata dan berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih.

Apakah maksudnya?
A. Menabur di masa kekurangan memberikan jaminan untuk tetap menuai.
Berhenti menabur suatu saat akan berhenti menuai. Oleh sebab itu menabur harus tetap dilakukan dalam keadaan kelimpahan maupun kekurangan. Dalam Kejadian 26, Ishak menabur di masa kekeringan. Pada tahun itu juga ia menuai seratus kali lipat sebab Tuhan memberkatinya. Orang lain tidak menuai, hanya Ishak yang menuai sebab ia tetap menabur.

B. Menabur di masa kekurangan melatih iman.
Jika logika berkata, masih kekurangan masakan menabur? Maka iman kita bukan bergantung kepada Tuhan tetapi kepada apa yang kita punya. Dalam 1 Raja-raja 17:13, Janda di Sarfat membuat lebih dahulu roti bulat kecil yang diminta oleh Elia sekalipun hanya tersisa segenggam tepung dan sedikit minyak dalam buli-buli. Tetapi ketika ia berjalan dalam ketaatan, mujizat terjadi. Tepung dan minyaknya tidak pernah berkurang sampai selesai masa kekeringan. Latihlah imanmu dengan tetap menabur di masa kekurangan.

C. Menabur di masa kekurangan mendatangkan sukacita.
Matius 6:21 (TB)  Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Banyak orang sukacitanya tergantung kepada harta. Ketika uangnya banyak bergembira tetapi ketika tidak punya uang sedih. Menabur di masa kekurangan mendatangkan sukacita sebab mengajarkan hidup bukan bergantung kepada uang yang bisa habis tetapi kepada Tuhan yang kekal selama-lamanya. Sukacita juga kita alami manakala kita menjadi berkat. Di masa kekeringan tetap memberkati orang lain dan membuat mereka bersukacita. Di masa kekeringan memberkati pekerjaan Tuhan sehingga banyak orang diberkati.

2. Menuai dengan sorak-sorai
Masa yang dinantikan oleh seorang petani adalah masa penuaian. Sekian lama ia menabur, bekerja keras pengharapannya adalah untuk menuai.

A. Sorak-sorai menandakan ucapan syukur.
Di banyak tempat ketika menuai dilakukan perayaan atau ucapan syukur. Semua masyarakat berkumpul dan berpesta merayakan masa penuaian.

B. Sorak-sorai menandakan kemenangan.
Segala kelelahan dan kepenatan digantikan dengan kelegaan dan kemenangan. Beban hidup menjadi hilang sebab penuaian telah tiba.

C. Dalam penuaian seluruh tenaga dikerahkan.
Biasanya petani zaman dahulu akan mengumpulkan seluruh keluarga untuk menuai bersama-sama. Ada persekutuan, kerja sama, keakraban dan kerukunan untuk menikmati berkat bersama-sama. Bila kita merinduan kebahagiaan dan pemulihan dalam keluarga dan pelayanan ... tetaplah menabur di masa kekurangan sebab pada akhirnya akan menuai dan mendatangkan sukacita yang luar biasa.


Keadaan keuangan dan pekerjaan mungkin sedang tidak baik, tetapi bukan berarti harus berhenti menabur. Tetaplah menabur bahkan dengan mencucurkan air mata sebab itu adalah benih-benih terakhir yang ada pada kita. Percayalah Tuhan akan menggenapi firman-Nya, benih yang kita tabur tidak pernah mati, akan bertumbuh dan menghasilkan penuaian berlipat kali ganda. Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati. (Ps.BW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages