Pak Ogah Yang Pahit Hati



Senin, 25 Juni 2018

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 106-110

Mazmur 106:32-33 (TB)  Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya.

Suatu hari Pak Ogah datang ke bengkel untuk service motornya. Pak Ogah adalah sebutan yang digunakan untuk orang yang jasanya adalah membantu mengatur lalu lintas di persimpangan jalan yang tanpa lampu pengatur lalu lintas. Ia menerima tips dari orang-orang yang murah hati. Seperti biasa saya menyapa dan mengajaknya berbicara. Dari awal hingga akhir kata-katanya sulit dihentikan. Intinya adalah dia merasa kecewa dan pahit dengan pemerintah saat ini dan tidak akan memilih lagi di tahun 2019. Ia berulang kali mengatakan susah cari pekerjaan, tidak sanggup membeli keperluan keluarga dan sebagainya. Saya mencoba menjelaskan situasi ekonomi dunia tetapi dia tidak paham. Dia hanya berkata "pokoke", dan hal itu sudah sulit untuk diubahkan.

Saya yakin Pak Ogah tadi adalah korban dari orang-orang yang menyebarkan kebencian dan menerima setiap kebencian dengan mentah-mentah. Dia tidak bisa mencerna situasi ekonomi secara global, tidak mengetahui keadaan ekonomi negara, tidak mampu melihat usaha pemerintah yang dengan susah payah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Segala kebaikan pemerintah tertutup oleh ucapan-ucapan kebencian yang setiap hari ia terima. Akibatnya hatinya menjadi pahit sehingga kata-kata yang keluar penuh dengan kepahitan dan kekecewaan.

Musa mengalami peristiwa demi peristiwa yang membuat hatinya pahit. Setiap hari bangsa Israel marah, bersungut-sungut dan bertengkar dengan Musa. Hal ini membuat Musa menjadi marah, kecewa dan pahit terhadap bangsa Israel. Tanpa disadari hati yang pahit membuat Musa tidak bisa menguasai diri sehingga teledor dengan kata-katanya. Tuhan hanya memerintahkan Musa untuk berkata kepada gunung batu agar mengeluarkan airnya. Tetapi dengan kemarahan Musa berkata kepada bangsa Israel sambil memukul gunung batu itu tiga kali. Memang gunung batu itu mengeluarkan airnya, namun peristiwa ini berbuah fatal bagi Musa. Tuhan memandang Musa tidak menghargai kekudusan-Nya di hadapan orang Israel sehingga ia tidak bisa masuk ke tanah Kanaan.

Amsal 4:23 (TB)  Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Betapa penting kita harus menjaga hati dengan segala kewaspadaan. Ketika hati kita bersih, maka setiap perkataan yang keluar juga bersih. Jangan izinkan kepahitan memenuhi hati kita sebab bisa menyebabkan kita teledor dengan perkataan yang pahit. Sebaliknya senantiasa mengucap syukur agar hati dan perkataan kita senantiasa berkenan kepada Tuhan. Selamat bekerja dan Tuhan memberkati. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages