Kemurahan Tuhan Dalam Pembangunan



Senin, 14 Mei 2018

Bacaan Alkitab Setahun: Nehemia 1-3

Nehemia 2:18 (TB)  Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.

Nehemia adalah salah seorang tawanan yang diangkut dari Yehuda ke Kerajaan Babilonia. Kemudian Kerajaan Persia menaklukkan Kerajaan Babilonia. Pada zaman pemerintahan raja Artahsasta, Nehemia bertugas sebagai seorang pelayan raja yaitu menjadi juru minuman raja. Ketika Hanani seorang saudara Nehemia dari Yehuda datang, ia menanyakan tentang orang Yahudi yang tidak tertawan dan tentang Yerusalem.

Betapa sedihnya Nehemia mendengar bahwa tembok Yerusalem telah runtuh dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Nehemia menangis dan berkabung selama beberapa hari dan berdoa kepada TUHAN, Allah semesta langit. Pada saat ia bertugas di hadapan raja, mukanya muram sehingga ditegur oleh raja. Pada saat itu berlaku peraturan, barangsiapa yang melayani raja dengan tidak ramah berlaku satu hukuman, yaitu hukuman mati. Nehemia menjadi takut, tetapi kemurahan Tuhan justru turun atas Nehemia. Raja Artahsasta bermurah hati dengan memberikan izin dan surat-surat yang diperlukan oleh Nehemia.

Hari ini kita belajar 2 hal yaitu:

1. Kemurahan Allah bisa memakai orang biasa menjadi alat di tangan Tuhan.
Nehemia adalah pelayan raja, bukan seorang pejabat atau orang yang memiliki pengaruh yang besar. Dia bukan orang kaya yang memiliki uang yang banyak untuk membangun.
Kemurahan Allah yang Tuhan berikan atas gereja kita dengan dikabulkannya semua perijinan gereja yang kita butuhkan, walaupun kita bukanlah gereja yang memiliki financial dan jemaat yang besar. Tidak semua gereja yang mampu bisa mendirikan gedung gereja yang berizin secara resmi. Tetapi bila izin IMB dan sebagainya telah diberikan, semua hanya kemurahan Tuhan sekalipun secara jumlah dan kemampuan keuangan kita lemah.

2. Respon terhadap kemurahan Allah adalah siap membangun dengan sekuat tenaga.
Nehemia mendapat dukungan tenaga, motivasi, pikiran dan perlindungan dari orang-orang di Yerusalem. Walaupun Sanbalat dan Tobia adalah sebagian dari penduduk Yerusalem mengolok-olok usahanya, Nehemia bersama orang-orang yang percaya tetap melanjutkan usaha membangun sampai seluruh tembok Yerusalem dan pintu-pintu gerbangnya telah terbangun.
Karena kendala financial, untuk sementara kita terhenti dalam pembangunan gedung. Meskipun demikian kita tetap harus bersyukur karena sebagian ruangan sudah bisa digunakan untuk ibadah dengan nyaman. Namun demikian, kita terus mengajak jemaat dengan sekuat tenaga untuk berdoa, menabur dan bekerja bagi terselesainya pembangunan rumah Tuhan.

Lakukan bagian yang bisa kerjakan, Tuhan akan melakukan bagian yang tak dapat kita kerjakan.
1 Korintus 2:9 (TB)  Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." 
Percayalah bahwa kemurahan Tuhan senantiasa menyertai proses pembangunan sampai pada akhirnya. Tuhan memberkati. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages