Hati Sebagai Hamba



Senin, 21 Mei 2018

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 1-3

Ayub 1:22 (TB)  Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Kisah Ayub adalah misteri ilahi, mengapa ada orang yang takut akan Tuhan tetapi hidupnya menderita? Sedangkan di tempat lain ada orang jahat tetapi hidupnya berkelimpahan? Mengapa Tuhan mengizinkan Ayub dicobai dan membuka pagar perlindungan-Nya sehingga Iblis dengan leluasa membuat Ayub menderita? Tentu kita tidak dengan mudah mendapatkan jawabannya, sebab janji Tuhan adalah memberkati dan melindungi orang-orang yang takut akan Dia.

Kisah Ayub adalah teladan sebuah kesetiaan yang total, sekalipun dalam penderitaan tetap setia kepada Tuhan. Dari kisah Ayub kita mendapatkan bahwa Ayub memiliki hati sebagai hamba dan Tuhan adalah Tuan di atas segala sesuatu. Bagian mana yang menunjukkan bahwa Ayub memiliki hati sebagai hamba?

1. Semua yang ada pada Ayub adalah milik Tuhan.
Dalam satu hari semua hartanya habis dan semua anaknya mati, sebuah penderitaan dan kesedihan yang luar biasa. Namun Ayub dapat meresponi dengan benar, Ia tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Ayub 1:21 (TB)  katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Ayub menyadari semua harta dan anak-anak yang ada padanya adalah milik Tuhan. Oleh sebab itu ia dapat mengatakan "TUHAN yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama TUHAN".

2. Selalu berserah dan bersyukur kepada Tuhan.
Ternyata bukan hanya harta dan anak-anaknya yang lenyap dalam satu hari, penderitaan yang lebih berat yaitu sakit barah (bisul) memenuhi seluruh kulitnya. Gatal dan kesakitan selalu menghinggapi setiap waktu. Bau amis menyengat di seluruh tubuhnya. Tidak bisa tidur bahkan tidak bisa melakukan aktitifas apapun seperti sebelumnya. Semua saudara dan teman-temannya meninggalkannya. Tetapi respon Ayub menunjukkan bahwa ia benar-benar memiliki hati sebagai hamba.

Ayub 2:10 (TB)  Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Melihat apa yang dialami Ayub rasanya penderitaan kita tidak layak dibandingkan dengan penderitaan Ayub? Selama ini kita merasa penderitaan kita begitu berat, tetapi ternyata penderitaan Ayub jauh lebih berat. Jika Ayub sanggup menyadari bahwa semua adalah milik Tuhan, berserah dan bersyukur kepada Tuhan, maukah kita belajar bersikap seperti dia? Dalam semua penderitaan yang kita alami, Tuhan akan memurnikan hati hamba di dalam setiap kehidupan kita. Selamat beraktifitas dan Tuhan memberkati. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages