Neraca Yang Jujur




Rabu, 28 Pebruari 2018

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 25-27

Ulangan 25:13 (TB)  "Janganlah ada di dalam pundi-pundimu dua macam batu timbangan, yang besar dan yang kecil.

Tuhan memerintahkan kita agar berbisnis dengan jujur, bukan menipu orang lain untuk memperkaya diri sendiri.
Perintah ini kembali diulangi di kitab Amsal.
Amsal 11:1 (TB)  Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat.

Maksud dari Firman Tuhan tersebut adalah:

1. Jangan dengan sengaja menipu konsumen dengan mencurangi alat ukur.
Alat ukur seperti penghitung berat, panjang, tekanan atau volume. Gunakanlah ukuran yang standar, jangan memakai ukuran ganda.
Misal seseorang membeli beras seberat 5 kg, namun karena timbangan telah dimodifikasi maka ia hanya mendapat 4,5 kg. Dalam hal ini penjual telah menggunakan neraca yang serong.

2. Jangan memanipulasi data.
Manipulasi data atau dengan kata lain "mark up" adalah bentuk tindakan curang. Misalnya membuat nota atau kwitansi palsu, ukuran atau volume yang dilebih-lebihkan, laporan palsu dengan tujuan agar mendapat keuntungan. Demikian pula mengganti spesifikasi atau kualitas barang, misalnya yang seharusnya asli diganti KW adalah bentuk manipulasi.

3. Secara berkala melakukan pengecekan alat ukur.
Seharusnya setiap alat ukur harus dikalibrasi atau "ditera ulang". Usia dan kualitas alat ukur bisa menyebabkan timbangan yang tidak normal. Alat yang perlu dikalibrasi adalah timbangan berat, timbangan volume, tekanan dan panjang. Gunakan alat-alat yang masih memiliki ukuran yang jelas. Ada lembaga pemerintah (Disperindag) yaitu BPSMB (Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang) yang berwenang melakukan kalibrasi alat atau barang.

Intinya adalah berbisnis dengan jujur. Wajar bila berbisnis untuk mendapatkan untung, tetapi jangan melakukannya dengan cara-cara yang curang untuk menipu orang lain. Selamat bekerja, Tuhan memberkati. (Ps.BW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages