Penyebab Malas


Sabtu, 8 Maret 2025

Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 16-18

Yosua 18:3 (TB)  Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu? 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), malas berarti tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Malas juga dapat diartikan sebagai kondisi seseorang yang menghindari pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan. 
Lawan kata malas adalah rajin, getol, sungguh-sungguh bekerja, selalu berusaha giat. 

Sikap malas merupakan penyebab seseorang tidak mengalami kemajuan atau keberhasilan dalam hidupnya. Tuhan sudah menetapkan pembagian tanah bagi setiap suku Israel, tetapi ada beberapa suku yang tidak segera menduduki. Mengapa malas dan apa yang menyebabkan malas?

1. Tidak punya atau kehilangan visi.

Visi setiap suku bangsa Israel seharusnya adalah menduduki tanah sesuai dengan pembagian yang ditetapkan. Tetapi karena kehilangan visi, menyebabkan mereka tidak fokus atau tidak "ngotot" mewujudkan visi mereka. Akibatnya mereka santai-santai dan tidak segera melangkah memasuki tanah mereka. Demikian pula dalam kehidupan sehari-hari, orang akan menjadi malas bila kehilangan visi baik dalam keluarga, pekerjaan/bisnis, studi maupun pelayanan.

2. Tidak mau berpisah.

Suku-suku yang belum menduduki tanahnya mereka hidup bersama. Memang ada keakraban dan kebersamaan di antara mereka. Tetapi hal ini menyebabkan mereka menjadi malas untuk berpisah menduduki tanah-tanah yang diberikan kepada mereka. 

Tahun 1970-an, pemerintah menggalakkan program transmigrasi dari Jawa ke Sumatera. Sebagian enggan atau malas karena ada pepatah "mangan ora makan sih penting ngumpul" (makan atau tidak makan yang penting berkumpul), akibatnya sampai sekarang mereka hidup di Jawa dengan tanah yang sempit atau tidak memiliki tanah untuk keluarga mereka. Sebaliknya mereka yang bersedia membangun harapan di daerah transmigrasi, mereka mendapatkan rumah dan tanah 2 HA, saat ini tanah mereka ditanami kelapa sawit atau perkebunan lainnya dan hidupnya lebih mapan daripada di daerah asal.

Amsal 12:27 (TB)  Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga. 

3. Ketakutan mengadapi musuh seperti sebelumnya.

Tidak semua tanah di Kanaan dihuni oleh musuh-musuh yang kuat. Akan tetapi pengalaman berperang melawan musuh-musuh sebelumnya telah membuat mereka berpikiran negatif, merasa bahwa tanah yang diperuntukkan bagi mereka juga dihuni oleh musuh-musuh yang kuat. Beberapa orang takut kepada hal-hal yang sebenarnya belum tentu terjadi. Karena ketakutan, orang lebih memilih hidup dalam zona nyaman dan tidak mau mencoba hal-hal yang baru, akibatnya tidak mengalami kemajuan yang signifikan.

4. Bergaul dengan orang malas.

Masih tujuh suku yang belum menduduki milik pusaka mereka. Mungkin ada di antara mereka yang masih punya visi, tetapi karena bergaul dengan suku-suku yang malas akhirnya terpengaruh dengan kebiasaan malas dari yang lain.
Ada anak-anak muda yang menghabiskan waktu untuk begadang, akibatnya mereka bangun siang sehingga malas untuk bekerja. Marilah kita menghargai waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan.

Amsal 18:9 (TB)  Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak. 

1 Korintus 15:33 (TB)  Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. 

Jangan malas, jadilah orang yang rajin sebab Anda mendapat harta yang berharga yaitu semua berkat yang disediakan Tuhan bagi Anda. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. (PBW)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages