Mengapa Kasih Bisa Menjadi Benci?

 



Kamis, 24 Maret 2022


Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 16-18


1 Samuel 16:21 (TB)  Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Saul sangat mengasihinya, dan ia menjadi pembawa senjatanya.


Setelah Roh Tuhan meninggalkan Saul maka Saul sering diganggu roh jahat. Mengikuti saran dari hamba-hambanya, maka Saul memanggil Daud untuk memainkan kecapi bagi Saul. Setiap kali Daud memainkan kecapi, maka roh jahat undur daripada Saul sehingga Saul semakin mengasihi Daud bahkan Daud dipercaya menjadi pembawa senjatanya.


Akan tetapi perasaan kasih Saul kepada Daud lambat laun berubah menjadi rasa benci, bahkan Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya (1 Samuel 18:29 TB). Mengapa perasaan kasih (cinta) bisa berubah menjadi perasaan benci?


1. Perasaan cemburu.


1 Samuel 18:6-7 (TB)  Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;
dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." 


Saul merasa cemburu bahkan marah dengan pujian orang-orang kepada Daud. Di mata Saul, Daud bagaikan bintang terbit yang menjadi idola, sedangkan ia sendiri telah mulai tersisih. Saul cemburu mengapa pujian yang diberikan kepada Daud jauh  lebih besar, padahal dirinya adalah seorang raja bagi Israel.


2. Perasaan marah dan tidak aman.


1 Samuel 18:8 (TB)  Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."


Saul menjadi marah dan mulai merasa bahwa pujian orang-orang kepada Daud akan mengancam kedudukannya sebagai raja. Ia takut dan merasa tidak aman dengan munculnya Daud yang berpotensi menjadi raja sebab orang-orang sangat mengagumi kepahlawanan Daud.


3. Perasaan iri hati.


1 Samuel 18:28, 30 (TB)  Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud.
Apabila raja-raja orang Filistin maju berperang, setiap kali mereka maju berperang, maka Daud lebih berhasil dari semua pegawai Saul, sehingga namanya sangat masyhur.


Meskipun Saul mengerti bahwa Tuhan menyertai Daud, tetapi ia tidak bisa menerima kenyataan. Dalam hatinya masih ada iri hati dengan pertanyaan yang berkecamuk, "Mengapa Daud lebih berhasil daripada dirinya?"


Perasaan cemburu, marah dan iri hati tersebut merupakan akar-akar, sedangkan manifestasinya berupa kemarahan yang tidak terselesaikan. Tidak ada pengampunan dan penyelesaian atas kemarahan akan semakin menancapkan rasa benci di dalam hati yang semakin dalam.


Bila kita renungkan dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak kasus di mana kasih menjadi benci. Misalnya dalam hubungan persahabatan, persaudaraan bahkan dalam hubungan suami isteri.


Jangan biarkan perasaan kasih berubah menjadi benci. Waspadalah terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh rasa cemburu, marah dan iri hati. Ketika timbul ketiga perasaan tersebut, segeralah selesaikan dan berdamai. Jangan biarkan menjadi amarah yang tak terselesaikan sehingga menjadi rasa benci yang semakin dalam. Marilah kita renungkan pelajaran tersebut agar kita bisa mengaplikasikan dalam hubungan kita dengan orang lain. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. (Ps.BW)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages