Belajar Berdiam

 



Jumat, 4 Maret 2022


Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 4-6


Yosua 6:10 (TB)  Tetapi Yosua telah memerintahkan kepada bangsa itu, demikian: "Janganlah bersorak dan janganlah perdengarkan suaramu, sepatah kata pun janganlah keluar dari mulutmu sampai pada hari aku mengatakan kepadamu: Bersoraklah! — maka kamu harus bersorak."


Kata "ngegas" saat ini semakin populer, bukan dalam arti mengendarai kendaraan tetapi dalam konotasi yang lain. Orang yang tidak bisa menguasai perkataan sehingga tidak dapat menahan emosi atau perkataannya terus-menerus dalam tensi yang tinggi seringkali dikonotasikan sebagai "ngegas". Bila demikian akan berpotensi menimbulkan konflik baik dalam keluarga maupun hubungan antar manusia. Bahkan konflik antar bangsa seperti yang terjadi saat ini antara Rusia dan Ukraina dimulai karena sikap mereka yang terus "ngegas".


Sesungguhnya ada keseimbangan yang harus kita perhatikan. Sebuah kendaraan diciptakan dengan memiliki tuas gas dan rem. Bila terus menerus menarik (menginjak) gas maka kendaraan akan sulit berhenti atau menghindari bahaya. Sebaiknya kita harus menyadari ada saat di mana harus "ngegas" tetapi ada saat di mana harus "ngerem", mengurangi kecepatan bahkan berhenti.


Dalam kisah runtuhnya tembok Yerikho, Tuhan mengajar bangsa Israel tidak selalu "ngegas" dalam berperang melawan musuhnya. Selama enam hari mereka harus "ngerem" yaitu menguasai diri, tidak bersuara dan tidak berkata sepatah kata pun. Ini pelajaran tentang kesabaran dan penguasaan diri. Tanpa ketaatan bangsa Israel tidak mungkin bisa melakukan hal ini, sebab mereka dikenal sebagai bangsa yang suka memberontak. Pada hari yang ketujuh mereka mengelilingi tembok Yerikho selama tujuh kali. Enam kali dengan tetap berdiam tetapi pada putaran yang ketujuh mereka diperintahkan untuk "ngegas" yaitu bersorak-sorai. Akhirnya oleh kuasa Tuhan, tembok Yerikho menjadi runtuh dan bangsa Israel mengalami kemenangan.


Bila kita perhatikan frekuensinya ternyata lebih banyak berdiam, yaitu berdiam 12 kali, sedangkan bersorak 1 kali. Ini selaras dengan firman Tuhan. Berdiam diri bukan berarti sama sekali tidak berkata-kata, tetapi sabar, lemah lembut dan dapat menguasai diri.


Yakobus 1:19-20 (TB)  Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.


Marilah kita renungkan apakah ada konflik yang terjadi dalam hubungan antar manusia? Belajarlah untuk berdiam, dalam arti mendengar, memahami, menerima dan bersabar serta mencari wajah Tuhan. Berkatalah seperti yang Tuhan perintahkan bukan seperti yang kita mau. "Musuh" kita yang merusakkan hubungan akan dapat dikalahkan bila kita mau berdiam dan mengijinkan Tuhan bekerja untuk prosesnya.


Mazmur 37:7 (TB)  Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.


Marilah kita berdiam diri dan mencari wajah Tuhan, nantikanlah pertolongan Tuhan yang akan memulihkan setiap hubungan. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. Amin. (Ps.BW)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages