Sabtu, 30 Mei 2020
Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 31-33
Ayub 32:8 (TB) Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian.
Dalam penderitaannya, Ayub mendapatkan banyak nasehat dari sahabat-sahabatnya. Nasehat dari ketiga sahabatnya yaitu Elifas, Bildad dan Zofar pada intinya adalah mempersalahkan Ayub. Menanggapi nasehat mereka Ayub mempertahankan diri sebab ia merasa benar di hadapan Allah.
Melihat fenomena tersebut datanglah Elihu bin Barakheel seorang sahabat yang paling muda di antaranya mereka semua.
Ayub 32:1-5 (TB) Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,
dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan sanggahan.
Elihu menangguhkan bicaranya dengan Ayub, karena mereka lebih tua dari pada dia.
Tetapi setelah dilihatnya, bahwa mulut ketiga orang itu tidak lagi memberi sanggahan, maka marahlah ia.
Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,
dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan sanggahan.
Elihu menangguhkan bicaranya dengan Ayub, karena mereka lebih tua dari pada dia.
Tetapi setelah dilihatnya, bahwa mulut ketiga orang itu tidak lagi memberi sanggahan, maka marahlah ia.
Elihu datang memberikan pencerahan baik kepada Ayub maupun ketiga sahabat sebelumnya. Elihu berdiri bagaikan di tengah-tengah Ayub maupun ketiga sahabatnya. Ayub pasal 32-37 merupakan uraian hikmat Elihu kepada Ayub maupun sahabat-sahabatnya.
Yang kita renungkan adalah mengapa Elihu yang usianya jauh lebih muda, justru lebih berhikmat daripada yang lain?
Yang kita renungkan adalah mengapa Elihu yang usianya jauh lebih muda, justru lebih berhikmat daripada yang lain?
Ayub 32:6-8 (TB) Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: "Aku masih muda dan kamu sudah berumur tinggi; oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku kepadamu.
Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat.
Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian.
Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat.
Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian.
Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dilihat dari Ayub 32:8, yaitu:
1. Memiliki roh yang dewasa.
Sekalipun Elihu jauh lebih muda tetapi ia memiliki kedewasaan rohani. Ia menjadi penyeimbang di antara Ayub dan ketiga sahabatnya sehingga pada akhirnya mereka menyadari kesalahannya. Elihu tidak menegur dengan cara mempersalahkan orang lain secara vulgar. Bila besok kita akan membaca pasal-pasal selanjutnya nasehat yang diberikan Elihu isinya menghibur, menempatkan Allah sebagai Yang Terutama serta menyadarkan dengan kelembutan. Nasehat tersebut membuktikan bahwa Elihu memiliki roh yang matang (dewasa) dalam menegur atau menasehati orang lain.
Dalam kenyataan sehari-hari, kita mungkin pernah melihat orang yang kurang bijaksana dalam menegur justru menimbulkan pertengkaran. Sebaliknya ada orang yang bijaksana dalam memberikan nasehat akan menyebabkan kesadaran dan pertobatan.
Dalam kisah Taurat kita menemukan Yosua seorang muda yang dipilih oleh Allah untuk menggantikan Musa karena memiliki roh yang bijaksana.
Ulangan 34:9 (TB) Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
Ulangan 34:9 (TB) Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
2. Menerima Roh Yang Mahakuasa
Roh Allah yang tinggal dalam diri umat-Nya memberikan hikmat dan pengertian tentang segala sesuatu. Elihu adalah pribadi yang mengenal Tuhan lebih dalam sebab ia memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Oleh sebab itu bila kita memperhatikan nasehat-nasehat yang diberikan seperti tepat sasaran sehingga menyebabkan Ayub menyadari kesalahannya dan merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Dalam Perjanjian Lama, kita mendapati Daniel yang menerima Roh Allah yang Maha Kudus. Raja Babel pada waktu itu menyebut roh para dewa, sebab mereka mempercayai banyak dewa.
Daniel 5:14 (TB) Telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan bahwa padamu terdapat kecerahan, akal budi dan hikmat yang luar biasa.
Daniel 5:14 (TB) Telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan bahwa padamu terdapat kecerahan, akal budi dan hikmat yang luar biasa.
Demikian pula ada Yusuf yang penuh dengan Roh Allah sehingga dapat memberikan nasehat yang bijaksana kepada Firaun.
Kejadian 41:38-39 (TB) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?"
Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
Kejadian 41:38-39 (TB) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?"
Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
Baik Elihu, Daniel maupun Yusuf adalah orang-orang muda yang berhikmat dan dipenuhi oleh Roh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari mungkin sering kita jumpai ada orang Kristen yang sudah tua umurnya, tetapi sikap lakunya masih kanak-kanak. Mereka mudah marah, mengeluh, putus asa dan undur dari Tuhan. Sebaliknya ada orang-orang yang muda dalam segi usia justru lebih dewasa dan bijaksana dalam bertutur kata dan bertingkah laku. Mereka lebih sabar, lebih mengucap syukur dan lebih semangat dalam menjalani panggilan Tuhan.
Usia tua tidak selalu menjadi tanda bahwa seseorang lebih berhikmat atau bijaksana. Tetapi kedewasaan rohani dan Roh Allah di dalam diri orang percaya, itulah yang menyebabkan yang muda bisa menjadi lebih bijaksana.
1 Timotius 4:12 (TB) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
1 Timotius 4:12 (TB) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Haleluya, selamat berakhir pekan, Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar