Rabu, 27 Mei 2020
Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 22-24
Ayub 23:12 (TB) Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.
Ada beberapa istilah inkubator. Pertama inkubator adalah alat penetas telur. Alat yang dipanasi dengan aliran listrik sehingga telur-telur dapat menetas setelah waktunya cukup. Kedua inkubator adalah alat untuk menghangatkan suhu badan bayi menjadi normal, digunakan pada bayi yang lahir secara prematur. Ketiga adalah inkubator bisnis adalah suatu kondisi atau lingkungan yang dibuat dengan pelatihan dan pendampingan supaya sebuah bisnis bisa berjalan dengan sehat dan sukses.
Apapun penggunaan istilah tersebut, intinya inkubator adalah sebuah proses yang harus dilalui agar menjadi lebih baik dan lebih sukses. Penderitaan berat yang sedang dialami Ayub bagaikan seseorang yang sedang masuk dalam inkubator Allah.
Apa yang harus dilakukan supaya bisa keluar dari inkubator dengan kemenangan?
1. Merenungkan dan menyimpan firman Allah.
Ayub berkata "dalam sanubariku (hatiku), kusimpan ucapan mulut-Nya". Hal ini berarti Ayub merenungkan firman Allah dan menyimpan dalam hatinya. Ia siap menjadi tanah yang subur untuk ditanami benih firman Allah. Ia siap masuk dalam proses inkubasi Allah untuk kehidupannya.
Hal serupa juga dialami oleh Maria ketika dipilih Tuhan untuk mengandung bayi Yesus. Maka Maria menyimpan firman Tuhan (kehendak Tuhan) dan merenungkan dalam hatinya.
Lukas 2:19 (TB) Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
Lukas 2:19 (TB) Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
2. Taat dan tidak melanggar firman Allah.
Ayub berkata, "Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar." Sekalipun harus mengalami penderitaan yang berat dalam inkubator Allah, Ayub tetap berusaha untuk taat dan tidak melanggar firman Allah. Sebuah perjuangan yang sangat berat ketika Ayub harus berhadapan dengan kehilangan, kesedihan, kesakitan yang luar biasa dan ditinggalkan orang-orang yang dikasihi. Ayub memilih untuk taat sebab ia sadar sedang diproses Allah untuk menjadi lebih baik.
Hal serupa yang dilakukan Maria adalah taat kepada kehendak Tuhan. Sekalipun ia harus menanggung resiko yang besar, ia menyediakan diri karena menyadari bahwa ia hanyalah hamba Tuhan.
Lukas 1:38 (TB) Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Lukas 1:38 (TB) Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
3. Percaya Allah tidak pernah gagal.
Ayub percaya bahwa Allah tidak pernah gagal atau berhenti di tengah jalan. Ayub setia menanti-nantikan waktunya Tuhan menyelesaikan rancangan-Nya atas hidupnya. Seperti telur menantikan saat menetas, seperti bayi keluar dari inkubator dengan sehat dan seperti bisnis keluar dari inkubator menjadi sukses. Demikianlah Ayub sabar dan taat melalui proses penderitaan yang berat.
Ayub 23:14 (TB) Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya.
Ayub 23:14 (TB) Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya.
Demikian pula dengan Maria, ia memuji Tuhan dan bersyukur karena Tuhan berkenan memakai hidupnya untuk menggenapi rencana Tuhan.
Lukas 1:46-49 (TB) Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
Lukas 1:46-49 (TB) Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
Setiap orang masuk dalam inkubator Allah dalam rencana dan waktu yang berbeda-beda. Ada yang berhasil ada pula yang gagal, sangat tergantung kepada sikap dan ketaatannya. Kita tentu merindukan keluar atau lulus dari proses dalam inkubator dengan kemenangan. Oleh sebab itu marilah kita belajar dari sikap Ayub dan juga Maria ketika masuk dalam inkubator Allah. Kita akan menjadi pribadi yang lebih baik dan sukses dalam pandangan Allah. Haleluya, Greater blessing. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar