Perkataan Seorang Imam

 



Jumat, 8 Oktober 2021


Bacaan Alkitab Setahun: Maleakhi 1-2


Maleakhi 2:7 (TB)  Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.


Salah satu masalah yang dijumpai dalam Kitab Maleakhi adalah kehidupan para imam yang menyimpang dari jalan Tuhan.  Selain kehidupan yang tidak kudus, mereka juga memberikan pengajaran yang salah sehingga banyak orang menjadi tersesat.


Marilah kita pelajari beberapa pengertian sebagai berikut?


1. Siapakah para imam saat ini?


Para imam adalah para pelayan Tuhan yang melayani dalam ibadah. Imam juga setiap orang percaya karena mereka dipanggil sebagai imamat yang rajani. Jadi setiap orang Kristen sesungguhnya dipanggil menjadi seorang imam, yaitu pengantara di antara Tuhan dan umat-Nya. Para imam menjadi utusan untuk mengajarkan kebenaran dari Tuhan.


1 Petrus 2:9 (TB)  Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.


2. Konsekuensi kehidupan para imam.


A. Mencari pengajaran dari Tuhan.
Firman Tuhan menjadi sumber pengajaran. Oleh sebab itu sebagai imam, kita harus memiliki disiplin dalam membaca dan merenungkan firman Tuhan. Firman Tuhan sebagai sumber hikmat baik bagi kehidupan pribadi maupun pengajaran dan pengetahuan yang akan kita bagikan. Para pelayan Tuhan, sudahkah Anda melakukan hal ini? Ataukah kita begitu sibuk melayani tetapi melupakan firman Tuhan sebagai makanan rohani dalam kehidupan kita?


Mazmur 119:129-131 (TB)  Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya.
Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.


B. Mengucapkan pengajaran dari Tuhan.
Dari manakah sumber pengajaran kita? Apakah dari dunia, pengalaman pribadi, pengalaman orang lain ataukah dari firman Tuhan? Pengalaman tidak bisa dijadikan sebagai dasar pengajaran. Pengalaman hanyalah kesaksian untuk menguatkan. Jika seseorang mengisi hidupnya dengan firman Tuhan, maka setiap kata yang keluar dari mulutnya akan mencerminkan kebenaran firman Tuhan. Berhentilah mengucapkan kata-kata yang sia-sia, sebaliknya ucapkanlah kebenaran. Kita mungkin tidak selalu bisa mengutip ayat-ayat Alkitab secara langsung, tetapi perkataan kita merupakan intisari dari firman Tuhan yang sudah kita baca dan renungkan.


Jangan mengulangi masalah yang terjadi di kitab Maleakhi yaitu para imam yang tidak memiliki pengajaran yang benar. Orang Kristen terlebih pelayan Tuhan hendaklah memiliki disiplin yang kuat untuk berakar dalam firman Tuhan, yaitu membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari. Kiranya ini menguatkan kita untuk terus belajar mengerti dan seturut dengan kehendak Tuhan. Haleluya, Tuhan memberkati. (Ps.BW)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages