Rabu, 19 Juli 2017
Kidung Agung 6:2-3 (TB) — Kekasihku telah turun ke kebunnya, ke bedeng rempah-rempah untuk menggembalakan domba dalam kebun dan memetik bunga bakung. Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku, yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
Kidung Agung adalah kisah cinta segitiga. Memang agak susah dipahami, seperti sebuah drama percintaan, ada suka duka, jatuh cinta, ditolak dan sebagainya. Mungkin bagi orang yang jatuh cinta lebih mudah memahami kisah di Kidung Agung ini.
1. Tokoh utama dalam kitab ini adalah perempuan Sulam.
Ia seorang gadis desa, berkulit hitam karena terbakar matahari namun sangat cantik, seorang pekerja keras yang ditugasi keluarganya menjaga kebun anggur. Seorang yang memiliki pendirian yang sangat kuat.
Kidung Agung 1:5-6 (TB) Memang hitam aku, tetapi cantik, hai puteri-puteri Yerusalem, seperti kemah orang Kedar, seperti tirai-tirai orang Salma.
Janganlah kamu perhatikan bahwa aku hitam, karena terik matahari membakar aku. Putera-putera ibuku marah kepadaku, aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku sendiri tak kujaga.
2. Perempuan Sulam dan Gembala Muda saling jatuh cinta.
Pertemuan antara gembala muda yang menggembalakan domba di sekitar kebun bakung dan perempuan Sunem yang menjaga kebun anggur menyebabkan mereka saling jatuh cinta. Hal ini dapat kita lihat di Kidung Agung Pasal 1, keduanya saling memuji dan menyatakan cinta. Dapatlah kita sebut sebagai cinta pertama ... Wow ... Alangkah indahnya.
Kidung Agung 1:15-16 (TB) — Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu.
— Lihatlah, tampan engkau, kekasihku, sungguh menarik; sungguh sejuk petiduran kita.
3. Raja Salomo jatuh cinta kepada perempuan Sulam.
Di sinilah masalah mulai terjadi ... Cinta segitiga. Salomo dengan segala kekayaan dan kekuasaannya jatuh cinta kepada perempuan Sulam, meskipun ia telah memiliki 60 permaisuri dan 80 gundik. (Kid 6:8). Perempuan Sulam dibawa ke istana dan didandani sehingga Raja Salomo semakin takjub kepada kecantikannya. Ia dijadikan mempelai secara terpaksa. Secara fisik ia menjadi mempelai perempuan, tetapi ia menolak cinta Raja Salomo.
Kidung Agung 2:7 (TB) Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya!
Terdapat juga di Kidung Agung 3:5, 8:4. Ini menunjukkan perempuan Sunem kokoh pendiriannya untuk tetap pada cinta pertamanya yaitu gembala muda.
Akhirnya perempuan Sunem memilih untuk meninggalkan Raja Salomo demi mengejar cinta pertamanya. Lihatlah bagaimana Raja Salomo memohon-mohon cinta perempuan Sulam.
Kidung Agung 6:13 (TB) Kembalilah, kembalilah, ya gadis Sulam, kembalilah, kembalilah, supaya kami dapat melihat engkau! Mengapa kamu senang melihat gadis Sulam itu seperti melihat tari-tarian perang?
Kisah cinta di Kidung Agung sungguh menarik bukan ? Jadi pelajaran yang dapat kita petik tentang kesetiaan cinta. Kesetiaan cinta tak pernah pudar dan tidak silau oleh kekayaan dan kekuasaan. Nah, bagi pasutri bisa dan juga yang sedang menjalin cinta belajarlah dari kisah cinta di Kidung Agung. Tuhan memberkati. (Ps.BW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar