Mencari Tuhan Ketika Terdesak



Jumat, 8 Mei 2020

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Taw 31-33

2 Tawarikh 33:12-13 (TB)  Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya,
dan berdoa kepada-Nya. Maka TUHAN mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya sebagai raja. Dan Manasye mengakui, bahwa TUHAN itu Allah.

Raja Manasye melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan menimbulkan sakit hati-Nya dengan segala macam penyembahan berhala di Israel. Akibatnya Tuhan menyerahkannya ke tangan raja Asyur. Raja Manasye dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel.
Tetapi dalam keadaan terdesak tersebut, ia mencari Tuhan. Ia berusaha melunakkan hati Tuhan dan merendahkan diri dan berdoa kepada-Nya. Tuhan mendengar doa Manasye dan memulihkan kedudukannya sebagai raja.

Kita akan merenungkan fenomena yang terjadi dalam beberapa orang Kristen.

1. Ada yang melupakan Tuhan di saat keadaan baik.
Di saat keadaan baik dan diberkati, ada saja yang melupakan Tuhan. Mereka lebih memprioritaskan keluarga, pekerjaan, hobby, acara-acara semacam arisan, piknik, menghadiri pesta/resepsi, reuni dibanding untuk beribadah kepada Tuhan. Dalam keadaan baik dan diberkati, mereka jarang berdoa karena merasa tidak perlu yang didoakan sehingga hidup mereka tidak lagi mengandalkan Tuhan. Ada yang mengandalkan kekuatannya sendiri maupun kekayaan. Bahkan dalam keadaan baik dan diberkati, timbul segala macam keinginan untuk berbuat dosa.
Mereka berpendapat kalau untuk beribadah kepada Tuhan kan masih ada hari esok atau minggu depan. Tetapi dengan banyaknya kesibukan dan acara akibatnya benar-benar melupakan Tuhan. Seperti kapal selam, kadang kala mereka hanya "nongol" di waktu ibadah perayaan Kristen. Makanya sering ada istilah "Kristen kapal selam". Intinya adalah ketika diberkati, hidup tanpa ketaatan.

2. Ada yang sungguh-sungguh mencari Tuhan ketika terdesak.
Ada juga orang-orang Kristen yang tiba-tiba menjadi rajin ke gereja, berdoa sambil menangis dan berpuasa karena terdesak oleh masalah yang besar. Mereka menyadari bahwa tanpa Tuhan mereka tidak sanggup menghadapi masalah yang besar. Ada yang mengalami masalah sakit penyakit, masalah keluarga, keuangan maupun pekerjaan. Sekalipun menjadikan Tuhan sebagai "tambal butuh" ketika terdesak, Tuhan yang penuh kasih tetap mendengar doa dan kesungguhan mereka. Tetapi jangan dijadikan suatu pembenaran bahwa mencari Tuhan hanya pada saat terdesak saja. Memang lebih baik mencari Tuhan saat terdesak daripada meninggalkan Tuhan saat terdesak dan mencari pertolongan kepada dunia atau kuasa kegelapan.


Kedua fenomena tersebut ada dalam kehidupan beberapa orang Kristen. Jika Anda membaca kedua hal tersebut dan merasa "tersinggung" atau "tertegur", janganlah marah kepada hamba Tuhan yang menyampaikannya. Sebaliknya marilah kita introspeksi bagaimanakah sikap kita selama ini? Apakah meninggalkan Tuhan saat diberkati dan baru mencari-Nya ketika menghadapi masalah? Ataukah dalam segala keadaan kita tetap setia dan taat kepada perintah Tuhan. Biarlah renungan ini menjadikan hidup kita semakin berkenan kepada Tuhan. Greater blessing. (Ps.BW)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages