Waspadai Sindrom Pasca Kemenangan

 



Selasa, 12 April 2022


Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-raja 19-22


1 Raja-raja 19:4 (TB)  Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." 


Sindrom adalah tanda-tanda yang muncul, menggambarkan berbagai karakter dan gejala yang dapat dilihat. Meskipun secara khusus digunakan sebagai istilah medis, tetapi secara umum dapat digunakan sebagai kumpulan gejala-gejala dari sebuah peristiwa sebelumnya.


Elia mengalami sindrom pasca kemenangan. Sebelumnya Elia mengalami peperangan rohani yang luar biasa. Elia seorang diri berhasil mengalahkan 450 nabi Baal dan 400 nabi Asyera yang merupakan kaki tangan/pengikut dari Izebel, ratu penyembah berhala. Mereka bukan hanya dikalahkan dalam pertandingan di atas mezbah tetapi semuanya disembelih di sungai Kison. Sebagai pimpinan tentu Izebel tidak terima dan memberikan intimidasi kepada Elia melalui seorang suruhan. Anehnya Elia menjadi sangat takut, melarikan diri dan mengalami depresi.


Kita akan belajar sindrom pasca kemenangan berdasarkan kisah Elia tersebut.


1. Kehilangan stamina.


Peperangan rohani yang dahsyat telah menguras stamina fisik maupun rohani Elia, sehingga menjadi lelah. Kelelahan ini menyebabkan iman dan kerohaniannya menjadi turun. Hanya oleh intimidasi seorang suruhan saja, ia menjadi takut dan putus asa. Bahkan ia meminta Tuhan mencabut nyawanya sebab ia tidak lebih baik dari nenek moyangnya. Elia menjadi lebih lesu, kehilangan gairah dan semangat.


Dalam mengatasi kehilangan stamina ini diperlukan makanan dan istirahat yang cukup baik secara jasmani maupun rohani.


1 Raja-raja 19:6, 8 (TB)  Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.

Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.


2. Terobsesi kemenangan di masa lalu.


Ketika TUHAN hadir dan bertanya "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" Elia memberikan jawaban yang aneh dan tidak sesuai kenyataan.


1 Raja-raja 19:10 (TB)  Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."  


Elia tidak menjawab, "Aku lelah Tuhan" atau "Aku takut karena intimidasi orang suruhan Izebel". Elia justru menjawab dengan kisah kemenangan yang luar biasa di waktu yang lampau. Kisah ini menunjukkan bahwa Elia masih terobsesi (kekaguman yang berlebihan) dengan kemenangan sebelumnya sehingga tidak bisa menerima kenyataan yang dijalani di masa kini.


Ada orang-orang yang tidak bisa menerima dan jujur dengan kenyataan yang sedang dialami. Mereka mencoba menutupinya dengan cerita kesuksesan di masa lalu.


Dengan renungan ini, marilah kita belajar agar kita mewaspadai sindrom pasca kemenangan. Jangan sampai menjadi kehilangan stamina baik secara jasmani maupun rohani. Demikian juga jangan terobsesi dengan kemenangan di masa lalu sehingga tidak bisa jujur atau menerima kenyataan yang ada di masa kini. Semoga menjadi berkat, Tuhan Yesus memberkati. (Ps.BW)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages