Hikmat dan Perbuatan

 



Sabtu, 9 April 2022


Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja 10-12


1 Raja-raja 10:4-5 (TB)  Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, 

makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu. 


Ratu Syeba dari Ethiopia penasaran dengan berita yang ia dengar tentang hikmat Salomo. Oleh sebab itu berangkatlah ia beserta rombongan besar dari negerinya dan tiba di Kerajaan Israel.

Ia tercengang melihat hikmat, istana, makanan, para pegawai dan ibadah yang diselenggarakan.


Apa yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut?


1. Hikmat bermula dari pengetahuan dan cara berpikir yang ilahi.


Salomo mendapatkan hikmat bukan karena mengejar ilmu dan pengetahuan meskipun semuanya baik dan Salomo juga mempelajarinya. Tetapi yang utama Salomo mendapatkan hikmat sebagai kasih karunia dari Tuhan. Demikianlah kita bisa meminta hikmat dari Tuhan agar mampu menjalani kehidupan setiap hari dengan baik dan benar.


Yakobus 1:5 (TB)  Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya. 


2. Hikmat terlihat dari karya yang dihasilkan.


Bait Allah, istana, rumah dan gedung-gedung yang dibangun oleh Salomo beserta perlengkapannya merupakan hasil dari hikmat yang sangat tinggi. Semuanya nyaris sempurna dan hampir tak bercacat cela. Ini membuktikan bahwa bila seseorang mendapatkan hikmat dari Tuhan maka ia bisa menghasilkan karya yang indah seperti yang Tuhan inginkan. Oleh sebab itu mintalah hikmat Tuhan senantiasa agar karya yang kita hasilkan memuliakan Tuhan.


Keluaran 31:2-3, 6a (TB)  "Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, 

dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,

Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin Ahisamakh, dari suku Dan; dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan keahlian.


3. Hikmat terlihat dari cara berinteraksi dengan orang lain.


Cara seseorang berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain menggambarkan hikmat dalam diri seseorang. Salomo memiliki hikmat Tuhan dalam menyambut tamu-tamunya, mengajarkan cara (etika luhur) kepada semua pegawai dan pelayannya dalam bekerja.


Kolose 4:5-6 (TB)  Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. 

Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.


4. Hikmat terlihat dari cara beribadah.


Cara beribadah bukan hanya tata cara (ritual) agamawi tetapi mengandung suasana roh (batin) yang bisa dirasakan, dinikmati dan memberkati semua orang. Bila kita membangun hikmat berdasarkan firman Tuhan, maka setiap ibadah yang kita lakukan akan memberkati orang lain. Setiap ibadah bagaikan prinsip salib yaitu untuk memuliakan Tuhan dan memberkati sesama manusia. Seseorang yang beribadah tetapi menjadi batu sandungan bagi orang lain adalah orang yang bodoh atau munafik.


2 Timotius 3:5 (TB)  Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!


Dari renungan di atas kita melihat bahwa antara hikmat dan perbuatan tidak dapat dipisahkan. Seseorang yang memiliki hikmat akan terlihat melalui caranya berpikir yang ilahi, karya yang dihasilkan, cara berinteraksi dengan orang lain dan caranya beribadah. 


Yakobus 3:13 (TB)  Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.


Semoga renungan ini mendorong kita semakin menjadi orang yang berhikmat. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. Amin. (Ps.BW)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages