Pekerjaan Padat Karya

 



Kamis, 7 April 2022


Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja 4-6


1 Raja-raja 5:15-16 (TB)  Lagipula Salomo mempunyai tujuh puluh ribu kuli dan delapan puluh ribu tukang pahat di pegunungan, 

belum terhitung para mandur kepala Salomo yang mengepalai pekerjaan itu, yakni tiga ribu tiga ratus orang banyaknya, yang mengawasi rakyat yang mengerjakan pekerjaan itu.


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan padat karya sebagai (1) Pekerjaan yang berasaskan pemanfaatan tenaga kerja yang tersedia (dalam jumlah besar) dan ke (2) Kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan modal atau mesin.


Pembangunan Bait Allah pada zaman raja Salomo merupakan pekerjaan padat karya yang saat besar. Dalam pembangunan tersebut melibatkan 70.000 kuli, 80.000 tukang pahat, 3.300 mandor. Keberadaan tenaga kerja tersebut tersebar baik di lokasi pembangunan, di luar lokasi maupun di hutan atau penggalian. Tujuannya agar semua material yang dipasang di lokasi sudah presisi karena sudah disiapkan di lokasi lain. 


1 Raja-raja 6:7 (TB)  Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah disiapkan di penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas besi pun selama pembangunan rumah itu.


Manajemen pembangunan Bait Allah tentu tidak mudah karena melibatkan jumlah tenaga kerja yang sangat banyak, di berbagai lokasi, dengan peralatan yang sederhana dan hasil pekerjaan yang sangat detail. Setidaknya ada beberapa kunci sukses pembangunan Bait Allah.


1. Dengan hikmat dan pertolongan Tuhan.


Tuhan yang mengirimkan sumber daya yang diperlukan baik desain, tenaga kerja, material maupun keahlian yang Tuhan berikan kepada setiap orang yang ambil bagian. Bahkan Tuhan menggerakkan raja-raja di luar bangsa Israel untuk mendukung pembangunan Bait Allah.


2. Dengan kesatuan hati.


Dibutuhkan kesatuan hati dari seluruh tenaga kerja yang terlibat baik para tukang, mandor maupun raja-raja. Tanpa kesatuan hati akan terjadi perpecahan sehingga mustahil pembangunan dapat terwujud.


3. Bertujuan untuk kemuliaan Tuhan.


Tujuan pembangunan Bait Allah adalah untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk kemegahan dan pujian bagi Salomo. Oleh sebab itu ketika Bait Allah didedikasikan, maka hadirat Tuhan memenuhi Bait Allah dan orang-orang tidak tahan berdiri. Tuhan akan membackup setiap pekerjaan untuk kemuliaan-Nya. Sebaliknya Tuhan akan mengacaukan setiap pekerjaan yang menentang Tuhan dan mengambil kemuliaan bagi diri sendiri, misalnya pembangunan menara Babel.


Kita membutuhkan hikmat dan pertolongan Tuhan serta kesatuan hati dalam mengerjakan setiap pekerjaan yang Tuhan percayakan, terlebih pekerjaan yang melibatkan begitu banyak sumberdaya. Tetapi bila tujuan pekerjaan tersebut untuk kemuliaan Tuhan, pasti Dia akan menyertai dan menolong kita.


Kiranya renungan ini menjadi berkat dan memberikan kita semangat dalam menyelesaikan pekerjaan yang Tuhan percayaan. Haleluya, Tuhan Yesus memberkati. (Ps.BW)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages